LONDON – Ekspresi wajah aneh mumi Mesir yang dikuburkan sekitar 2.500 tahun lalu telah membingungkan para ilmuwan selama bertahun-tahun, dan sekarang mereka mungkin mengetahui alasannya.
BACA JUGA – Cara menyimpan mumi firaun dan jenis balsem yang digunakan
Seorang wanita yang dijadikan mumi di Mesir kuno meninggal dalam kesakitan yang luar biasa, menyebabkan dia berteriak sangat keras pada saat kematiannya sehingga wajahnya menjadi terkunci pada posisinya, menurut penelitian baru.
Sebelumnya diyakini bahwa ekspresi wajahnya rusak karena mumifikasi yang buruk. Namun, penelitian baru oleh ahli radiologi Universitas Kairo, Dr. Sahar Salim dan antropolog dari Kementerian Purbakala Mesir, Samira El-Merghani, mengatakan hal itu mustahil.
Berdasarkan tinjauan mereka, para peneliti menyimpulkan bahwa jenazah dibalsem menggunakan bahan pembalseman impor, artinya bukan proses penguburan yang buruk yang menyebabkan ekspresi wajah kematian, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Medicine.
Penemuan ini dibuat berdasarkan “operasi virtual” baru menggunakan CT, pemindaian mikroskop elektron, spektroskopi inframerah transformasi Fourier, dan analisis difraksi sinar-X.
“Teriakan wajah mumi dalam penelitian ini bisa diartikan sebagai kejang kadaver, mengingat perempuan tersebut meninggal sambil berteriak kesakitan,” kata Salim.
Jika terjadi kematian yang menyakitkan atau kejam, otot akan menegang hingga mencapai tahap yang disebut kejang kadaver. Hal ini terjadi akibat rasa sakit yang parah atau emosi yang kuat.
Dalam kasus tersebut, wanita tersebut diduga menderita rematik dan merasakan sakit parah setelah kematiannya.
“The Screaming Woman adalah ‘kapsul waktu’ sesungguhnya tentang bagaimana dia meninggal dan menjadi mumi,” kata Salim dalam rilisnya yang dikutip Wion News.
Mumi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1935 oleh tim ekspedisi New York Metropolitan Museum.
Wanita tersebut diyakini sebagai kerabat Senmut, arsitek yang mengawasi pekerjaan kerajaan di Thebes kuno. Senmut adalah kekasih Ratu Hatshepsut dari Thebes, yang diyakini hidup antara tahun 1479 dan 1458 SM.
Mumi Senmut, ibunya, dan kerabat lainnya ditemukan di Deir el-Bahar dekat Luxor, rumah bagi Thebes kuno.
Hingga tahun 1998, Screaming Woman diadakan di Sekolah Kedokteran Qasr Al-Ainy di Kairo.