TEMPO.CO, Jakarta – Tim penyidik ​​Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai memeriksa tersangka dan saksi kasus dugaan korupsi di Kalimantan Selatan pada 6 Oktober 2024, mulai pukul 06.30 hingga 21.00. WITA.

Perkara ini terkait dugaan penerimaan hadiah atau janji dari pejabat negara atau pihak yang mewakilinya di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada anggaran 2024-2025.

Diamankan di Polres Banjarbaru, Kalimantan Selatan dan Gedung Merah Putih KPK, kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa, 8 Oktober 2024.

Beberapa tersangka dan saksi yang diperiksa antara lain Yulianti Erlynah (YUL), Kepala Dinas Cipta Karya dan Pengikatan (PPK) Kalimantan Selatan; Sugeng Wahyudi (YUD), pihak swasta; MHD, pengemudi YUL; Andi Susanto (DAN), pihak swasta; ARS, staf Cipta Karya Kalimantan Selatan; BYG, pengontrol SOL; Ahmad (AMD), bertugas memungut uang/biaya Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor (SHB); dan Ahmad Solhan (SOL), Kepala Dinas PUPR Kalimantan Selatan.

Menurut Ghufron, penyidik ​​KPK juga memeriksa beberapa pihak lain yang terlibat dalam penyerahan dan penerimaan retribusi sebesar 2,5 persen untuk PPK/PU Cipta Karya (CK) Kalimantan Selatan dan retribusi sebesar 5 persen untuk SHB.

Profil Sahbirin Noor

Sahbirin Noor menjabat Gubernur Kalimantan Selatan selama dua periode. Ia mulai memimpin provinsi ini pada tahun 2016, bersama Rudy Resnawan sebagai wakilnya hingga tahun 2021. Pada periode kedua, pada tahun 2021 hingga 2024, ia disandingkan dengan Muhidin.

Melansir kalselprov.go.id, Sahbirin lahir di Banjarmasin pada 12 November 1967. Ia menikah dengan Raudatul Jannah dan pasangan tersebut dikaruniai tiga orang anak yakni Sandi Fitrian Noor, Noor Azizah Zaimah, dan Noor Azkya Alimma.

Pendidikan dasar Sahbirin dimulai di MI TPI Budi Mulia Banjarmasin yang diselesaikannya pada tahun 1982. Kemudian melanjutkan ke SMPN 10 Banjarmasin dan SMAN 5 Banjarmasin.

Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, Sahbirin memperoleh gelar sarjana dari Universitas Islam Muhammad Arsyad Al-Banjary Kalimantan Banjarmasin pada tahun 1995. Ia kemudian melanjutkan studi magister di Universitas Putra Bangsa Surabaya dan menyelesaikannya pada tahun 2005. Karir akademiknya beliau lanjutan hingga memperoleh gelar PhD dari Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin pada tahun 2021.

Menurut anticorruption.org, sebelum terjun ke dunia politik, paman Haji Isam yang merupakan pengusaha ini mengawali karirnya sebagai birokrat di pemerintahan daerah Kalimantan Selatan. Ia menjabat sebagai Kepala Desa Barra Kelayan dan Kepala Desa Pemurus Baru. Namun kariernya di birokrasi berakhir sebagai Sekretaris Bupati Banjarmasin Barat, sebelum memutuskan pensiun.

Setelah pensiun dari birokrasi, Sahbirin menjabat sebagai Direktur Utama PT Jhonlin Sasangga Banua yang merupakan anak perusahaan Jhonlin Group. Perusahaan ini dimiliki oleh Andi Syamuddin Arsyad atau lebih dikenal dengan Haji Isam, seorang pengusaha batu bara berpengaruh di Kalimantan Selatan. Sahbirin juga merupakan paman Haji Isam, dan karena hubungan kekeluargaan tersebut, Sahbirin dikenal dengan julukan Paman Birin.

Setelah pengalamannya sebagai birokrat dan pengusaha, Sahbirin memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Ia mencalonkan diri sebagai Gubernur Kalimantan Selatan periode 2016-2021 bersama Rudy Resnawan, dan mereka berhasil memenangkan pemilu.

Pada Pilkada 2021, Sahbirin Noor kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Kalimantan Selatan untuk masa jabatan kedua, kali ini dengan Muhidin sebagai wakilnya. Keduanya berhasil memenangkan pemilu, sehingga Sahbirin kembali menjabat gubernur untuk masa jabatan kedua.

AWAS SUKMA KANTHI | MUTIA YUANTISYA

Pilihan Editor: Pimpinan KPK akan menjadi DPO Sahbirin Noor jika tidak menelepon

Alexander Marwata meminta klarifikasi ditunda karena sedang dalam perjalanan dinas. Baca selengkapnya

Tujuh perusahaan Grup Duta Palma menjadi tersangka korupsi dan TPPU dalam bisnis perkebunan kelapa sawit di Riau. Baca selengkapnya

Anggota Satgas Perumahan Presiden terpilih Bonny Z. Minang mengatakan, Presiden terpilih Prabowo Subianto akan membentuk Kementerian Koordinator Infrastruktur untuk mendukung sektor infrastruktur dan pekerjaan umum. Baca selengkapnya

Alexander Marwata dilaporkan karena diduga melanggar aturan yang melarang pimpinan KPK bertemu dengan tersangka atau pihak yang berperkara. Baca selengkapnya

Sri Mulyani dan Basuki Hadimuljono, dua menteri di kabinet Presiden Jokowi, berduet menyanyikan lagu “Menghitung Hari” sebelum pensiun.

Ketiganya memberikan bukti bagi DP yang ditetapkan sebagai tersangka korupsi Tol MBZ pada 6 Agustus 2024. Baca selengkapnya

Polda Metro Jaya masih menunggu kepastian Alexander Marwata akan melaksanakan panggilan pemeriksaan besok. Baca selengkapnya

Selama 10 tahun terakhir, Kementerian PUPR memberikan subsidi BUMN atau BMN dengan nilai total Rp374 miliar. Baca selengkapnya

KPK menetapkan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor sebagai tersangka OTT di Banjarbaru. Paman Birin seharusnya dimasukkan dalam DPO. Baca selengkapnya

Satgas Perumahan Sebut Prabowo Subianto Bakal Tingkatkan Porsi FLPP atau Perumahan Hunian Hingga 334 Ribu Unit Per Tahun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *