TEMPO.CO, Jakarta – Letusan Gunung Lewotobi Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, menyebabkan sepuluh orang meninggal dunia. Salah satu korban tewas adalah pemimpin komunitas Hokeng (Muder) – sekelompok biarawati yang bekerja di dekat Lewotobi – bernama Suster Nikoline.

Letusan Gunung Lewotobi terjadi pada Senin pagi. Saat kejadian, adik Nikoline sedang tidur di kamarnya.

Fredy Moat Aeng, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Flores Timur, mengatakan Suster Nikoline ditemukan tewas di kamarnya. Informasi yang didapat dari lapangan menyebutkan letusan Gunung Lewotobi masuk ke kamar Suster Nikoline melalui atap rumah. Batu api itu menyalakan api yang membunuh Nikoline.

β€œDan ada lemparan batu dari Gunung Lewotobi yang menimpa atap bangunan dan menimpa adik serta membakar kamar bersama adik Nikoline,” kata Fredy, Senin, 4 November 2024.

Letusan Gunung Lewotobi terjadi pada Senin atau sekitar pukul 23.57 Wita. Ledakan tersebut berdampak pada tujuh desa di Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ile Bura. Ketujuh kota tersebut adalah Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawokote, Boru, Boru Kedang, Pululera dan Dulipali. Warga tujuh desa mengungsi ke tiga desa terdekat di Kecamatan Titehena, yakni Desa Konga, Lewolaga, dan Bokang. Pemerintah setempat mendirikan tenda untuk tempat tinggal para pengungsi.

Pasca kejadian tersebut, Badan Geologi Kementerian ESDM menaikkan status Gunung Lewotobi Laki dari level III menjadi level IV atau peringatan. Masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas dalam jarak tujuh kilometer dari puncak Gunung Lewotobi. Sejak Jumat pekan lalu, Badan Geologi melaporkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Lewotobi. Ketinggian kolom letusan mencapai 1.500-2.000 meter di puncak Lewotobi.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Badan Geologi di Desa Pululera, Kecamatan Walanggitang menemukan tumpukan material lava di arah timur laut. Pergerakan lumpur sangat lambat. Berdasarkan hasil citra satelit Sentinel 2, kemungkinan unsur lava terlihat di wilayah utara dan timur kawah Gunung Lewotobi Laki-Laki. Hasil pengukuran petugas menggunakan drone menunjukkan jarak aliran lahar sekitar 4,3 kilometer dari pusat gunung berapi. Dampak kemiringan dan suhu lava yang tinggi menyebabkan material lava bergerak meski sangat lambat. Badan Geologi juga mencatat peningkatan gempa dalam dan dangkal. Total terjadi 119 gempa vulkanik dalam, 19 gempa vulkanik dalam, dan 6 gempa harmonisa harmonis pada Jumat hingga Sabtu pekan lalu.

Pilihan Editor: Ledakan Hapus peringatan dini

Gunung Iya berada di Ende, satu pulau dengan Gunung Lewotobi Laki yang meletus Senin pagi lalu.

Bantuan ini disalurkan oleh Tim Relawan Elang BRI untuk penanggulangan bencana dan masyarakat BRILIAN Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Lewotobi menyebabkan kerusakan pada 63 gedung sekolah. Menteri Pendidikan Dasar akan membahas hal ini. Baca selengkapnya

Kementerian Perhubungan mengumumkan penutupan sementara Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo. Baca selengkapnya

PVMBG mencatat, ada tiga kali erupsi Gunung Lewotobi Laki yang terjadi pada Senin, 4 November 2024 pagi, sebelum listrik kembali padam. Baca selengkapnya

Dugaan terhambatnya aliran magma menjelang letusan dahsyat Gunung Lewotobi Men menjadi artikel teratas di Top 3 Techno, Selasa 5 November 2024. Baca selengkapnya

Rentetan letusan Gunung Leotobi pagi ini sangat besar dan diperkirakan telah memecahkan penghalang aliran magma yang dimaksud. Baca selengkapnya

Letusan Gunung Lewotobi Men menghancurkan Biara Hokeng. Siswa dibiarkan keluar hanya dengan pakaiannya saja. Dia membutuhkan bantuan di kamp pengungsi. Baca selengkapnya

Proses pencarian korban di reruntuhan bangunan yang tertimpa bebatuan puncak Gunung Lewotobi masih terus berjalan. Baca selengkapnya

Badan Geologi menaikkan status Gunung Lewotobi Laki menjadi level IV atau Waspada yang dimulai tengah malam tadi. Saat ini ada kemungkinan terjadi kebakaran besar. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *