Jakarta – PT Jasa Global Binakarya (JGB) sedang memantau hasil pertemuan Tim Komite Relawan Gerakan Panchsila (KRPP) 8 dengan pengusaha atau investor di Rumah Baja Ringan AMJ milik Indonesia. Dari hasil pertemuan tersebut, disepakati rencana kerja sama dengan pengusaha dan investor Tiongkok yang bersedia berinvestasi di Indonesia.
Kontribusi ini mendukung program Pemerintahan Prabowo untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara khusus, program tiga juta perumahan diberikan bagi masyarakat Indonesia yang masih menjadi tunawisma.
JGB sebagai motor penggeraknya telah memperkenalkan produknya dihadapan para industrialis dan investor asal China yaitu pembangunan rumah sederhana dan pabrik dengan sistem modernisasi paling efisien dan minimal dengan menggunakan material baja ringan yang sudah teruji.
Amran Jaya, Presiden Global Binakarya Services, mengatakan dalam pernyataannya pada hari Jumat, “Produk ini sebenarnya telah disertifikasi oleh sejumlah negara di Asia dan Eropa dan dijamin selama 50 tahun dalam hal keamanan struktural.” 13). 12/2024).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Tim KRPP 8 Mangatur Simanjuntak mengatakan, mereka juga mendukung dan mengapresiasi para pengusaha Tiongkok yang datang memperkenalkan produknya dan bersedia bekerja sama dalam bidang pengembangan program pemerintah.
“Kami akan menginformasikan atau menjembatani kesenjangan bagi pengusaha Tiongkok yang bersedia berinvestasi dan bekerja sama dengan pemerintah dan kementerian terkait.” Dia berkata.
Kepada PT JGB, Mangatur Simanjuntak mengatakan, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultasi dengan nama besar dan konektivitas internasional, langkah JGB adalah mendukung inisiatif Prabowo yang mengedepankan kesejahteraan dan pembangunan.
“Ini merupakan bukti kenegaraan Prabowo agar semua pihak bisa bersinergi membangun Indonesia tanpa diskriminasi, khususnya perjuangan kelompok minoritas,” jelasnya.
“Melalui kerja sama dan investasi ini, investor mempunyai peluang untuk membangun pabrik di kawasan dan menyerap ribuan atau ratusan ribu tenaga kerja Indonesia yang sebagian besar saat ini sulit mendapatkan pekerjaan,” kata Amran.