JAKARTA – Kementerian Pertahanan dan badan intelijen AS mendapat perintah baru untuk lebih cepat mengerahkan dan menggunakan kecerdasan buatan untuk keamanan nasional.
Presiden AS Joe Biden pada Kamis (24 Oktober) mengumumkan memo keamanan nasional baru yang bertujuan untuk memastikan bahwa AS tetap menjadi pemimpin dalam teknologi kecerdasan buatan dan bahwa negara tersebut tidak menjadi korban kecerdasan buatan. Senjata yang digunakan negara musuh seperti China.
Memo tersebut, yang menyebut AI sebagai “teknologi yang menentukan,” juga menetapkan pedoman Gedung Putih yang bertujuan untuk mencegah penggunaan kecerdasan buatan untuk melemahkan kebebasan sipil dan hak asasi manusia.
Aturan baru ini “memastikan bahwa badan keamanan nasional kita menggunakan teknologi ini dengan cara yang konsisten dengan nilai-nilai negara kita,” kata seorang pejabat senior pemerintah kepada wartawan. Dia berbicara tentang memo itu dengan syarat anonimitas sebelum diumumkan secara resmi.
Pejabat tersebut menambahkan bahwa penerapan AI yang lebih cepat “dapat menempatkan perusahaan pada risiko kejutan strategis dari pesaing.” “Negara-negara seperti Tiongkok sedang mempercepat adopsi dan penggunaan kecerdasan buatan tingkat lanjut oleh komunitas keamanan nasional, karena mereka menyadari adanya peluang serupa untuk memanfaatkan kecerdasan buatan guna memodernisasi dan merevolusi kemampuan militer dan intelijen mereka. Penting bagi kita untuk melakukan hal tersebut,” kata pejabat tersebut dikatakan.
Pedoman baru ini dibuat berdasarkan perintah eksekutif yang dikeluarkan tahun lalu yang mewajibkan semua lembaga pemerintah AS untuk mengembangkan kebijakan mengenai rencana penggunaan kecerdasan buatan.
Panduan ini juga bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang mungkin menghambat kemampuan pemerintah AS untuk lebih cepat memasukkan kecerdasan buatan ke dalam sistem keamanan nasional.