JAKARTA – LBH Gema Perempuan menyampaikan keprihatinan mendalam dan mengecam keras peristiwa kekerasan yang terjadi di Sampang, Madura, Jawa Timur. Peristiwa penikaman yang memakan korban jiwa saksi pasangan calon bupati merupakan tindakan yang tidak beradab dan tidak dapat dibenarkan, apalagi dalam proses demokrasi yang beradab.
“Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Kekerasan seperti ini merupakan bentuk kegagalan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan. Nyawa terlalu mahal untuk membayar ambisi kekuasaan,” kata Komang Sanju Bayu, juru bicara LBH. Memberikan keadilan. Mustika, Selasa (19-11-2024).
LBH Gema Perempuan menghimbau semua pihak untuk menahan diri dan mengedepankan kedewasaan dalam demokrasi. Demokrasi adalah ruang persaingan gagasan dan gagasan, bukan arena permusuhan yang mengorbankan nyawa manusia.
“Kami menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk bekerja sama menjaga stabilitas dan perdamaian. Jangan biarkan perbedaan politik memecah belah kita sebagai bangsa,” lanjutnya.
LBH Gema Perempuan juga meminta aparat penegak hukum bertindak tegas dan profesional untuk mengusut tuntas kasus ini. Pelakunya harus diadili agar keadilan bisa ditegakkan, sekaligus menjadi peringatan agar kekerasan serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.
Komang menambahkan, LBH Gema Perempuan bertekad memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan mendukung proses demokrasi yang sehat, tanpa ancaman dan kekerasan.
“Jangan pernah lupa bahwa demokrasi adalah tentang rakyat dan untuk rakyat. Setiap nyawa yang hilang bukan hanya kerugian bagi keluarga korban tetapi juga kerugian bagi demokrasi itu sendiri,” kata Komang.
Diberitakan sebelumnya, warga Sampang Madura dihebohkan dengan penikaman pria berpeci putih yang dilakukan sekelompok orang pada Minggu, 17 November 2024.
Berdasarkan informasi yang diterima, peristiwa berdarah itu terjadi di Kecamatan Ketapang, Sampang Madura. Video amatir warga di lokasi kejadian memperlihatkan momen terjadinya penikaman.
Video tersebut menjadi viral di media sosial. Korban Jemy Sugito Putra yang mengenakan sarung dan kopiah berwarna putih terjatuh usai ditusuk.
Polisi menemui dua calon Pilkada Sampang. Peristiwa penikaman tersebut diduga ada kaitannya dengan Pilkada di Sampang. Alhasil, polisi mempertemukan dua calon peserta Pilkada Sampang, KH Muhammad Bin Muafi Zaini-Abdullah Hidayat dan Jimad H Slamet Junaidi-KH Ahmad Mahfud, pada Senin, 18 November 2024.
Dalam pertemuan tersebut, deklarasi perdamaian lainnya ditandatangani. “Kedatangan kami ke Sampang untuk kembali melakukan silaturahmi, konsolidasi, dan koordinasi, khususnya dengan pihak-pihak yang berlomba-lomba menandatangani perjanjian pilkada damai,” kata Kapolda Jatim, Imam Sugianto.
Kapolda menjelaskan, kasus peristiwa berdarah di Desa Ketapang Laok yang mengakibatkan tewasnya korban bernama Jemy Sugito Putra ditangani langsung oleh Polda Jatim. Kapolda berharap kejadian serupa tidak terulang lagi.
“Dengan adanya kegiatan ini kami tidak ingin kejadian di Desa Laok Ketapang menular pada kejadian berikutnya,” ujarnya.
Polda Jatim, kata Imam Sugianto, akan terus mengembangkan penyelidikan hingga akhirnya mengungkap kasus tersebut.
“Kami pastikan siapa pun yang melakukan pelanggaran, kerusuhan, kerusuhan, apalagi penyerangan yang berujung pada kematian seseorang, akan ditegakkan hukumnya dengan tegas,” ujarnya.