JAKARTA – Pertanyaan mengenai asal usul manusia dan tahapan perkembangannya telah menjadi bahan penelitian dan refleksi selama berabad-abad. Dalam konteks ini, Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam dan ilmu pengetahuan modern dengan metodologi penelitiannya menawarkan perspektif yang menarik untuk dikaji.

Pertanyaan yang sering muncul adalah: mana yang lebih dulu, zigot atau embrio?

Konsep Zigot dan Embrio dalam Al-Qur’an Al-Qur’an yang diturunkan 14 abad lalu banyak memuat ayat-ayat yang menjelaskan tahapan perkembangan manusia di dalam kandungan. Meski tidak secara eksplisit menyebutkan istilah “zigot” dan “embrio”, namun Al-Qur’an menggunakan beberapa istilah untuk menyebut tahapan perkembangan tersebut, antara lain:

Nutfah (sperm drop): Menunjukkan awal mula kehidupan manusia dari pertemuan antara sperma dan sel telur.

“Kemudian Kami jadikan (menyimpan) sari mani pada tempat yang tetap (rahim).” (QS. Al-Mu’minun : 13)

Alaqah (bekuan darah): Menggambarkan tahap dimana embrio menempel pada dinding rahim dan mulai membentuk sistem peredaran darah.

“Bacalah (ucapkan) Nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.” (QS. Al-‘Alaq : 1-2)

Mudghah (segumpal daging): Menunjukkan tahap dimana embrio mulai berkembang dan membentuk organ tubuh.

“Kemudian Kami jadikan benih itu segumpal darah, lalu Kami jadikan segumpal darah itu segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-tulang, lalu Kami jadikan tulang-tulang itu dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang lain (bentuknya). Maka yang Maha Suci adalah Allah, sebaik-baik pencipta.” (QS. Al-Mu’minun : 14)

Konsep Zigot dan Embrio dalam Sains Modern Ilmu pengetahuan modern, dengan bantuan teknologi canggih seperti mikroskop dan USG (USG), mampu mempelajari proses perkembangan manusia secara detail. Berikut pengertian zigot dan embrio menurut ilmu pengetahuan:

Zigot: Sel tunggal yang terbentuk dari penyatuan sel sperma dan sel telur (pembuahan). Zigot berisi semua informasi genetik yang diperlukan untuk perkembangan manusia.

Embrio: Tahap perkembangan manusia setelah zigot mengalami pembelahan sel dan menempel pada dinding rahim (implantasi). Fase embrio berlangsung hingga minggu ke 8 kehamilan. Setelah itu disebut janin.

Urutan Perkembangan: Zigot Pertama Berdasarkan penjelasan di atas, baik Al-Qur’an maupun ilmu pengetahuan modern sepakat bahwa zigot terbentuk lebih awal dari embrio. Zigot merupakan awal kehidupan manusia, sedangkan embrio merupakan tahap perkembangan selanjutnya.

Proses perkembangan manusia menurut ilmu pengetahuan : – Fertilisasi : Sperma membuahi sel telur dan membentuk zigot.

– Pembelahan sel: Zigot mengalami pembelahan sel berulang kali, membentuk struktur berbentuk bola sel yang disebut blastokista.

– Implantasi: Blastokista menempel pada dinding rahim.

– Embrio: Blastokista berkembang menjadi embrio, tempat organ tubuh mulai terbentuk.

– Janin : Setelah minggu ke 8, embrio disebut janin dan terus berkembang hingga lahir.

Al-Qur’an dan Embriologi Modern Menariknya, uraian Al-Qur’an tentang tahapan perkembangan manusia konsisten dengan temuan embriologi modern.

Keith L. Moore, profesor embriologi dan anatomi, mengakui hal ini dalam bukunya “The Developing Human: Clinically Oriented Embryology.” Ia mengatakan bahwa uraian Al-Qur’an tentang perkembangan embrio sangat akurat dan konsisten dengan pengetahuan ilmiah modern.

Kesimpulan Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan modern memberikan gambaran yang harmonis tentang awal mula kehidupan manusia dan tahapan perkembangannya.

Keduanya sepakat bahwa zigot yang terbentuk dari penyatuan sperma dan sel telur merupakan tahap pertama perkembangan manusia, yang kemudian berkembang menjadi embrio. Kesesuaian antara wahyu dan penemuan ilmiah ini menunjukkan keajaiban Al-Qur’an dan memperkuat kebenaran ajaran Islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *