NEWS24.CO.ID – Longsor yang menyebabkan runtuhnya tembok penahan tanah (TPT) sebuah kompleks apartemen di Kota Cimahi hingga menghancurkan rumah warga di bawahnya, menarik perhatian peneliti dari Badan Riset Inovasi Nasional atau BRIN Bandung .
Peneliti senior Teknik Geologi, Eko Soebowo, berinisiatif berangkat ke sana untuk melihat sifat dan penyebab longsor. Seharusnya hal itu tidak terjadi jika kemiringannya benar-benar terkendali, ujarnya kepada Time, Rabu, 9 Oktober 2024.
Eko mengatakan, kemiringan yang runtuh memiliki kemiringan antara 45-50 derajat. Di puncak lereng terdapat ruang tamu yang ditutupi dinding. Saat terjadi longsor, sebagian tembok panjang tersebut roboh dan materialnya meluluhlantahkan dua rumah di bawahnya, yakni di Perumahan Bukit Cibogo, Desa Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat. Peristiwa tersebut melukai dua anak berusia 4 dan 5 tahun yang tertimbun reruntuhan bangunan.
Menurut Eko, longsor tersebut terjadi akibat penanganan batang pohon yang tidak sesuai aturan. Ia juga menilai pembangunan tembok yang runtuh itu kurang baik. Solusinya, kemiringannya harus diratakan atau ditata seperti trotoar. “Alangkah baiknya kalau menurun, sekitar 150 meter,” ujarnya.
Penyelesaian permasalahan tersebut, menurut Eko, harus segera dilakukan. Pasalnya, jika musim hujan segera datang, longsor bisa mengancam pemukiman di lapangan. “Berurusan dengannya nanti bisa jadi sulit,” katanya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Penelitian Bencana BRIN Bandung Adrin Tohari mengatakan, pondasi dinding pada lereng harus kuat dan jarak dinding harus berjarak empat meter dengan menggunakan palang atau kolom dan sambungan logam. Dinding yang menahan pipa drainase harus ditempatkan secara horizontal. Tujuannya untuk mengeluarkan air yang terperangkap di dalam tanah, katanya kepada Tempo, Rabu.
Jika tidak dilepas, air hujan yang turun ke tanah bisa menekan dinding penahan tanah. Tekanan kerja tanah aktif dapat menyebabkan terjadinya longsor pada tanah yang tertutup. “Dinding tersebut mendapat tekanan dari tanah dan air,” kata Adrin. Menurut dia, perlu adanya kajian untuk mengatasi sisa tembok yang ada di lereng perbukitan dan mencegah terjadinya longsor lebih lanjut di wilayah yang berada di bawah lereng.
Pilihan Redaksi: Dokter HC Tak Dikenal Raffi Ahmad, Dosen Unair Jelaskan Syarat dan Ketentuan
Aplikasi Simocap yang dikembangkan di Bengkalis, Riau, berisi informasi cuaca dan hot spot. Baca selengkapnya
Presiden Prabowo Subianto membagi Kementerian Konstruksi dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang dibentuk di bawah Presiden Jokowi. Baca selengkapnya
Presiden BRIN berharap Presiden Prabowo mendorong ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian dan inovasi di Indonesia. Baca selengkapnya
BRIN telah mengembangkan LLM dengan fokus pada penerjemahan video untuk melestarikan bahasa daerah yang terancam punah. Baca selengkapnya
Pemerintahan Prabowo Subianto akan membentuk Kementerian Penyidikan. . Penggabungan seluruh lembaga penelitian ke dalam BRIN mengakibatkan banyak proyek terhenti. Baca selengkapnya
Peneliti BRIN menyatakan benda langit seperti matahari dan bulan berperan penting dalam pembangunan Candi Prambanan. Baca selengkapnya
Seperti halnya Istiklal, 660 ribu masjid di Indonesia bisa menjadi salah satu cara untuk menciptakan suasana menyenangkan. Baca selengkapnya
BRIN bermitra dengan perusahaan energi Rusia Rosatom untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk kesehatan. Baca selengkapnya
Mereka berharap Presiden BRIN Laksana Tri Handoko bisa mempertimbangkan usulan yang diajukan. Baca selengkapnya
Topik Peneliti BRIN di Daerah Ingin Pindah ke Pusat atau Mundur dari ASN menjadi berita terpopuler di Top 3 Techno. Baca selengkapnya