JAKARTA – Kendaraan Maung Garuda karya putra bangsa karya Presiden Prabowo Subianto berhasil menggugah hati banyak pihak. Namun harus diketahui bahwa hewan mitologi Maung dan Garuda sangat dipuja.
Buktinya, Maung atau Harimau Jawa sangat lekat dengan budaya masyarakat Jawa dan Sunda.
Dalam kebudayaan Sunda terdapat beberapa makhluk mitologi berupa binatang yang keberadaannya diceritakan secara lisan atau tertulis secara turun temurun sehingga menjadi cerita atau dongeng.
Dalam khazanah budaya masyarakat Tatar Sunda, maung atau harimau merupakan simbol yang terkenal.
Berbagai hal yang berkaitan dengan budaya dan keberadaan masyarakat Sunda dengan lambang Maung, baik verbal maupun non verbal, seperti nama daerah (Cimacan), lambang Kerajaan Militer Daerah Siliwangi (Kodam), juga lambang Kerajaan Militer Daerah Siliwangi (Kodam), juga lambang Maung. Julukan untuk klub sepak bola kebanggaan warga Bandung (Persib) yang sering disebut Maung Bandung.
Maung Bodas adalah raja dari sekelompok harimau putih ajaib yang hidup di dunia lain. Terkadang dia memiliki ribuan tentara seperti dia untuk berperang.
Kisah asal muasal Maung Bodas bermula ketika raja Siliwangi ingin beristirahat di Curug Sawer, Majalengka untuk melepas lelah dari perjalanannya.
Tiba-tiba, sekelompok harimau ajaib menghalangi langkah harimau ajaib dan ingin berdiri di atas raja.
Namun karena Prabu Siliwangi terkenal sangat sakti, maka tidak ada seekor harimau pun yang dapat mencelakakannya.
Sedangkan burung Garuda merupakan salah satu hewan yang namanya sudah tidak asing lagi di telinga, karena namanya merupakan lambang negara Indonesia. Namun apakah burung ini benar-benar ada di alam atau hanya sekedar makhluk mitos?
Sebelum membahas secara detail keberadaan burung Garuda di alam, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu Garuda dan bagaimana asal usulnya, serta mengapa terbentuknya kepercayaan pada makhluk tersebut.
Menurut orang Inggris, Garuda berasal dari mitologi Hindu dan merupakan gunung dewa Wisnu. Garuda digambarkan memiliki warna zamrud, paruh runcing, mata bulat, sayap emas, empat lengan, dan dua kaki.
Dalam agama Hindu, Garuda melakukan perjalanan untuk menyebarkan agama Hindu di Nepal dan Asia Tenggara. Makhluk ini sering dikaitkan dengan keluarga kerajaan di berbagai negara Asia Tenggara.
Karena Garuda sering dikaitkan dengan berbagai kerajaan di wilayah Hindu/Buddha di Asia Tenggara, makhluk ini banyak digunakan sebagai lambang Indonesia.
Pembentukan lambang negara ini sendiri baru disadari oleh Presiden Soekarno pada tahun 1949 yang menugaskan Sultan Hamid II sebagai Menteri Negara untuk membuat lambang negara.
Saat itu Sultan Hamid II membuat desain lambang negara yang ia ciptakan atas masukan Ki Hajar Dewantara. Desain Garuda dibuat dengan bantuan informasi dari beberapa candi di Indonesia. Soekarno pun melengkapi desain Hamid dengan pita bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika.
Hingga akhirnya Garuda Pancasila ditetapkan sebagai lambang negara Indonesia pada tanggal 11 Februari 1950.
Jika di sini Garuda disebut sebagai Garuda, gunung Dewa Wisnu, maka ia merupakan makhluk mitos yang belum dapat dipastikan keberadaannya dan hanya agama tertentu saja yang mempercayai keberadaannya.
Namun jika Garuda yang dimaksud adalah burung Garuda yang menjadi lambang negara Indonesia, maka diketahui diambil dari hewan endemik yang biasa disebut lambang negara.