JAKARTA – Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada pekan perdagangan 11-15 November 2024. Pada Sabtu (16/11/2024), spot rupiah turun 1,29% pada minggu ini menjadi ditutup pada Rp 15.874 per dolar, menurut Bloomberg.
Sedangkan pelemahan tersebut merupakan yang terparah sejak 12 Agustus 2024 yang mencapai Rp 15.950 per dolar. Namun, rupee tidak sendirian, karena sebagian besar mata uang Asia berada di bawah tekanan selama minggu ini, dengan enam mata uang terdepresiasi lebih dari 1% dalam minggu ini.
Keenam mata uang tersebut masing-masing adalah Yen, Ringgit, Baht, Rupee, Dolar Singapura, dan Dolar Taiwan. Baru pada pekan ini tercatat won menguat 0,11%.
Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang Asia hari ini terkoreksi tipis, naik menjadi 106,66 dari kemarin 106,67. Selama sepekan, indeks dolar menguat 1,58% dari posisi 105 pada akhir pekan lalu.
Melemahnya rupee disebut-sebut disebabkan oleh kebijakan moneter Federal Reserve System (FRS). Ketua Fed Jerome Powell mengatakan penurunan suku bunga akan melambat seiring dengan pemulihan ekonomi AS yang terus berlanjut. Berbicara kepada para pemimpin bisnis di Dallas, Powell mengatakan ekonomi AS akan tumbuh 2,8% pada kuartal ketiga tahun 2024, di atas tren historis.
Dengan kenaikan tersebut, The Fed tidak melihat adanya terburu-buru untuk menurunkan suku bunga, meski tekanan inflasi masih ada. Di sisi lain, inflasi di AS sedikit meningkat pada bulan Oktober menjadi 2,6 persen tahun-ke-tahun, dibandingkan dengan 2,4 persen pada bulan sebelumnya. Hal ini akan meningkatkan kesulitan dalam memenuhi target inflasi The Fed sebesar 2% di tengah pertumbuhan ekonomi yang kuat.
Dari sisi sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran masuk modal asing di pasar keuangan domestik mencapai Rp 7,42 triliun pada 11-14 November 2024.
Menurut Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Danny Prakoso, nilai tersebut terdiri dari net aliran masuk modal asing di pasar saham sebesar Rp4,12 triliun dan Surat Berharga Bank Indonesia Rupiah (SRBI) sebesar Rp3,65 triliun, sedangkan modal asing masuk ke pemerintah. Sekuritas. pasar bersih (SBN) Rp 0,35 triliun.
Dengan demikian, sejak 1 Januari hingga 14 November 2024, total neto masuk modal asing di pasar saham Rp30,88 triliun, pasar SBN Rp37,29 triliun, dan SRBI Rp192,98 triliun, ujarnya.