TEMPO.CO , Jakarta – Menteri Keuangan sekaligus ekstremis sayap kanan Israel Bezalel Smutrich pada Kamis, 26 September 2024, menolak usulan gencatan senjata selama 21 hari di Lebanon. Ia justru menyerukan “penghancuran” kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon.
Banyak negara Arab, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa dan sekutu lainnya, mengeluarkan seruan bersama untuk gencatan senjata selama 21 hari di Lebanon. Hal ini menyusul serangan udara Israel terhadap Hizbullah minggu ini yang menewaskan ratusan warga sipil dan membuat ribuan orang mengungsi di Lebanon selatan.
Seruan untuk gencatan senjata selama tiga minggu muncul beberapa jam setelah panglima militer Israel Letjen Herzei Halevi mengatakan kepada tentara pada hari Rabu untuk mempersiapkan kemungkinan serangan darat terhadap Hizbullah.
Smutrich, anggota penting pemerintahan koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menentang usulan tersebut. Dia menekankan bahwa melanjutkan perang melawan Hizbullah adalah satu-satunya jalan ke depan.
“Kampanye di utara harus berakhir dengan satu hasil: menghancurkan Hizbullah dan menghilangkan kemampuannya untuk merugikan penduduk di utara,” kata Smutrich di X.
“Musuh tidak boleh diberi waktu untuk pulih dari pukulan berat yang mereka terima dan mengatur kembali diri mereka untuk melanjutkan pertempuran setelah 21 hari,” katanya.
“Penyerahan atau perang Hizbullah adalah satu-satunya cara untuk memulihkan populasi dan keamanan Utara dan negaranya.” Gaza
Dalam pernyataan terpisah di X, pemimpin oposisi Yair Lapid mengatakan pemerintah Israel seharusnya hanya menyetujui gencatan senjata selama tujuh hari. Hal ini akan “mencegah Hizbullah memulihkan sistem komando dan kendalinya,” kata Lapid.
“Kami tidak akan menerima usulan apa pun yang tidak melibatkan penarikan Hizbullah dari perbatasan utara kami.”
Smutrich, bersama dengan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Atamar Ben-Goverr, juga merupakan pendukung kuat kelanjutan perang di Gaza, tempat pasukan Israel memerangi kelompok militan Palestina pimpinan Hamas sejak 7 Oktober.
Serangan brutal di Gaza dimulai pada 7 Oktober setelah Hamas menyerang Israel. Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel dari Lebanon sehari kemudian sebagai solidaritas dengan sekutunya Hamas.
Sejak serangan Israel di Gaza, lebih dari 41.500 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Sejak itu, Israel dan Hizbullah terlibat dalam pertempuran sengit lintas batas yang memburuk minggu ini ketika Israel memulai kampanye pemboman di Lebanon selatan yang menargetkan situs-situs Hizbullah setelah perang saudara di Lebanon tahun 1975-1990 yang paling kejam.
Pilihan Editor: Prancis, AS menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah
Saluran Berita
Presiden Jokowi menanggapi kejadian dua prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL diserang tentara Israel. Apa yang dia katakan? Baca selengkapnya
Seorang jurnalis Amerika ditangkap di Tel Aviv pada 1 Oktober 2024 karena melaporkan kerusakan akibat serangan rudal Iran ke Israel.
Sufi Dasco Ahmed, Ketua Harian Partai Garindra, mengatakan calon menteri harus lolos tes kepatutan dan kepatutan serta bertemu langsung dengan Prabhu. Baca selengkapnya
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia tidak takut dengan terorisme Israel pasca penyerangan terhadap dua prajurit TNI di UNIFIL. Baca selengkapnya
Menlu mengungkapkan, pada gelombang keenam berhasil dideportasi sebanyak 14 WNI. Baca selengkapnya
Ricky Shandar, seorang turis asal Indonesia, bertekad melakukan perjalanan ke Suriah saat perang dengan Israel. Baca selengkapnya
Ribuan prajurit TNI bertugas di berbagai satuan UNIFIL. Baca selengkapnya
Dua prajurit TNI milik UNIFIL diserang Israel. Menlu Retno membeberkan status terkini kedua TNI tersebut. Baca selengkapnya
Ada kekhawatiran di negara-negara Teluk bahwa Iran dan proksinya akan menyerang kilang minyak mereka jika mereka membiarkan Israel menyerang. Baca selengkapnya
Prajurit TNI UNFIL diserang Israel, dan mendapat kecaman dari banyak negara. Baca selengkapnya