TEMPO.CO, Jakarta – Perusahaan teknologi Meta mendapat kecaman dari pengguna Threads setelah memposting gambar Aurora Borealis yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI).

Perusahaan teknologi tersebut mengunggah tiga gambar aurora yang dihasilkan AI pada Kamis, 10 Oktober 2024, mengisyaratkan bahwa gambar buatan tersebut dapat menggantikan pengalaman menonton Aurora.

Dalam unggahannya, Meta menulis: “POV: kamu merindukan cahaya utara di dunia nyata, jadi kamu membuatnya sendiri dengan MetaAI,” seperti dilansir platform Threads pada Senin, 14 Oktober 2024.

Tiga foto menunjukkan Aurora Borealis di atas Jembatan Golden Gate, cakrawala, dan bianglala. Postingan kali ini mengikuti tren berbagi foto Aurora Borealis, sebuah fenomena alam langka yang bisa dilihat hingga ke selatan Amerika Serikat.

Namun tanggapan dari pengguna Threads penuh dengan kritik. Banyak yang menilai Meta tidak peka terhadap momen kolektif yang dirayakan oleh para fotografer dan pecinta alam. Beberapa pengguna menyebut postingan tersebut sebagai “tatap muka dengan fotografer” dan berpendapat bahwa pengalaman kehidupan nyata lebih berharga daripada gambar yang dihasilkan AI.

Seorang pengguna dengan akun @dimitrymakphoto berkata, “Membaca ruang membuat pekerjaan Anda 100 kali lebih mudah… Saya mengerti. Bos Anda sangat mendukung kecerdasan buatan. Namun Anda bisa melakukan keduanya – mendorong inisiatif AI dan tetap menghormati senimannya.”

Pengguna lain seperti @warnerscorner menulis, “Fotografi nyata dan pengalaman nyata selalu lebih baik daripada AI.” Ada pula cuitan dari akun @avbelow yang mengatakan bahwa postingan Meta hanya menunjukkan betapa buruknya AI tersebut. Faktanya, seorang fisikawan astro-partikel dan ilmuwan kecerdasan buatan yang memproklamirkan diri juga telah memberikan penjelasan rinci tentang pemuatan Meta.

Tinjauan Meta ini mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas mengenai dampak kecerdasan buatan terhadap seni dan etika kajiannya dalam penggunaan karya seniman di Internet. Sejauh ini perdebatan mengenai peran kecerdasan buatan dalam fotografi dan seni terus berlanjut. Banyak pengguna, seperti dilansir The Verge, percaya bahwa langkah Meta tidak tepat waktu.

Pilihan Editor: Google menghentikan pembaruan Wear OS 5 karena masalah Pixel Watch

ASUS Zenbook S 14 OLED disebut-sebut menjadi laptop pertama di Indonesia yang ditenagai prosesor Intel Lunar Lake dengan performa NPU hingga 47 TOPS. Lagi

Meta dan YouGov melakukan survei mengenai perilaku belanja terhadap 1.777 konsumen di Indonesia selama hari-hari Mega Sale. Temukan 5 ide berikut. Lagi

Fitur ini memungkinkan pengguna mencari riwayat obrolannya untuk mendapatkan informasi terbaru. Lagi

Guru Besar Geofisika Unpad Yudi Rosandi merekam getaran permukaan bumi di berbagai lokasi, yang kemudian diolah oleh kecerdasan buatan. Lagi

Seorang pria Inggris telah dipenjara selama 18 tahun karena menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat konten pelecehan seksual terhadap anak-anak. Lagi

Google terus memperluas penggunaan kecerdasan buatan dalam layanannya, termasuk aplikasi Google Play Store. Lagi

Survei Jobstreet yang dilakukan SEEK menunjukkan bahwa sekitar 68 persen pekerja Indonesia percaya bahwa pekerjaan dan tugas mereka akan dipengaruhi oleh kecerdasan buatan. Lagi

Profesor Unpad berbicara tentang Hadiah Nobel Fisika 2024 dan menjelaskan peran kedua pemenang: jaringan syaraf tiruan dan mesin Boltzmann. Lagi

OpenAI mengatakan tidak ada rencana untuk merilis model AI dengan nama sandi Orion pada akhir tahun ini. Lagi

Top 3 Tekno Trending Top 3 Berita Top 3 Wisuda ITB Terbaru 2024/2025 Topik Tentang Presiden Rektor Raini Wirahadikusumah. Lagi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *