BARCELONA. Para arkeolog telah menemukan lempengan marmer dengan tulisan Romawi dan sebuah altar kuno di dekat Pantai Puteoli.
Dalam penemuan yang menakjubkan, para arkeolog telah menemukan reruntuhan kuil berusia 2.000 tahun yang konon dibangun oleh peradaban kuno.
Kuil ini juga ditampilkan dalam film Hollywood tahun 1989 Indiana Jones dan Perang Salib Terakhir.
Sisa-sisa jasad ditemukan di bawah air di lepas pantai Italia, lempengan marmer bertuliskan kata-kata kuno dan altar yang mungkin telah ada di sana tanpa gangguan selama ribuan tahun.
Menurut peneliti, kuil tersebut terletak di dekat pantai Puteoli, sebuah distrik Pozzuoli modern, dan dibangun oleh peradaban nomaden Nabatean kuno di Yordania.
Pada zaman dahulu, kota Puteoli merupakan pelabuhan besar tempat para pedagang dari seluruh dunia datang untuk berdagang barang.
“Keberadaan cagar alam Nabatean di kawasan pelabuhan menegaskan bahwa komunitas lokal dari wilayah tersebut terlibat dalam aktivitas komersial di Puteola,” kata laporan para peneliti, menurut Wion News.
“Kuil adalah tempat ibadah, tempat perlindungan bagi orang asing, dan khususnya tempat pertukaran, bisnis dan perdagangan di bawah jaminan, kendali dan otoritas dewa Dusares,” tambah mereka.
Candi ini dibangun dengan denah berbentuk persegi panjang dan mempunyai dua ruangan yang mengarah ke Lartidianus vicus, yaitu tempat orang asing berdagang.
“Pembangunan tempat-tempat suci ini dimungkinkan ketika masyarakat Nabatean menikmati kebebasan dan kesempatan yang diberikan oleh persahabatan dengan Roma dan kemerdekaan tanah air mereka,” jelas para peneliti.
Setiap ruangan memiliki dinding bergaya Romawi dan lempengan marmer yang diukir dengan tulisan Latin “Dusari sakrum”, yang berarti “didedikasikan untuk Dusari”, yang merupakan dewa utama agama Nabatean kuno.
Sebuah struktur bawah air tenggelam 150 kaki dari Pantai Pozzuoli.
“Pada masa Trajan [Kaisar Romawi dari tahun 98 hingga 117 M], penurunan perdagangan Nabatean dan berakhirnya monopoli kecil mereka mungkin merupakan penjelasan paling sederhana atas berakhirnya tempat suci tersebut,” tambahnya.
Candi kuno tersebut tertutup lapisan magma akibat aktivitas gunung berapi selama berabad-abad hingga ditemukan kembali oleh para arkeolog.