TEL AVIV – Perdana Menteri Israel (PM) Benjamin Netanyahu menuduh Hamas menolak beberapa rincian perjanjian gencatan senjata sehingga menunda persetujuan pemerintah Israel.
“Hamas mengutuk sebagian dari perjanjian yang dicapai oleh mediator dan Israel dalam upaya untuk membuat konsesi pada menit-menit terakhir,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Dia menjelaskan: “Kabinet Israel tidak akan bertemu sampai para mediator memberi tahu Israel bahwa Hamas telah menerima semua elemen perjanjian.”
Kabinet Israel diperkirakan akan meratifikasi perjanjian tersebut hari ini.
Dalam pesan Telegram, pejabat Hamas Izzat al-Rishek mengatakan kelompok itu “berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata” di Gaza seperti yang digariskan oleh mediator Qatar dan Amerika.
Pernyataan itu muncul setelah kantor perdana menteri Israel menuduh Hamas gagal menerapkan beberapa elemen perjanjian untuk mendapatkan “konsesi pada menit-menit terakhir.”
Netanyahu berada di bawah tekanan domestik yang kuat untuk memulangkan sejumlah besar tahanan Gaza, namun mitra koalisi sayap kanannya mengancam akan berbalik melawan pemerintahannya jika ia memberikan terlalu banyak konsesi.
Dua pemimpin senior Hamas menolak tuduhan Israel bahwa kelompok Palestina tidak mematuhi unsur-unsur gencatan senjata di Gaza dan perjanjian pembebasan tahanan.
“Tidak ada dasar bagi klaim Netanyahu untuk membatalkan ketentuan perjanjian gencatan senjata,” kata juru bicara resmi Hamas Sami Abu Zuhri.
Sebelumnya, anggota politbiro Hamas, Izzat al-Rishek, mengatakan bahwa “Hamas berkomitmen terhadap perjanjian gencatan senjata yang diumumkan oleh para mediator.”
Sementara itu, militer Israel terus melakukan serangan brutal terhadap warga Palestina di Gaza, meski ada pengumuman gencatan senjata.
Akibat serangan Israel di Gaza dalam 24 jam terakhir, 81 orang tewas dan 188 luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Kelautan.
Dengan demikian, total korban perang di Gaza sebanyak 46.788 orang tewas dan 110.453 orang luka-luka.