Beijing – Seorang wanita Tiongkok digugat karena secara hukum menolak istri kekasihnya meski ditawari penyelesaian sebesar 1,2 juta yuan (lebih dari 2,6 miliar birr).
Kisah ini terjadi di provinsi Fujian. Gundiknya—yang di Indonesia dikenal sebagai pelakor (menculik suami laki-laki)—Shi, jatuh cinta pada pria beristri, Han, dan keduanya dikaruniai seorang anak.
Han, menikah dengan Yang sejak 2013, memiliki dua anak perempuan. Han melahirkan seorang putra bersama Shi pada November 2022.
Berharap untuk menggantikan Yang sebagai istri sah Han, Shi menawarkan untuk membayar dua juta yuan sebagai penyelesaian perceraian. Pada akhir tahun 2022, Shi mentransfer 1,2 juta yuan ke Yang sebagai pembayaran pertama.
Namun, Yang Han tidak mengeluarkan atau mengembalikan uang tersebut, yang membuat Xi kecewa.
Setelah menunggu lebih dari setahun, setelah Shi menerima uang tersebut, Yang menggugat pengadilan untuk mengembalikan pembayaran tersebut, dengan mengatakan bahwa ada perjanjian lisan untuk menerima perceraian.
Pengadilan Rakyat Shishi menolak kasus Shishi, menyatakan bahwa pembayaran tersebut melanggar standar moral masyarakat dan ketertiban umum, yang bertujuan untuk mengakhiri pernikahan yang sah.
Pengadilan memutuskan bahwa perjanjian lisan itu batal demi hukum dan oleh karena itu batal.
Putusan pengadilan mengungkapkan bahwa Han diam-diam menghabiskan lebih dari 6 juta yuan untuk Shih tanpa sepengetahuan istrinya.
Menurut hukum Tiongkok, sebagian besar uang yang dipegang oleh pasangan selama hubungan perkawinan adalah milik bersama dari pasangan tersebut, menurut para ahli hukum. Artinya Yang dapat mengambil sebagian uang yang dibelanjakan untuk Shih.
Pengadilan mengatakan Han dan Yang telah menandatangani perjanjian perceraian dan berada dalam periode “tenang” yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2021.
Undang-undang ini mengharuskan pasangan untuk menunggu 30 hari setelah mengajukan perceraian sebelum menjadi final. Karena perceraian belum selesai, permintaan pengembalian uang seribu dianggap tidak sah.
Menurut laporan South China Morning Post pada Selasa (17/12/2024), Han bisa menghadapi tuntutan serius berdasarkan hukum Tiongkok karena dia memiliki anak dengan Shi, yang menikah secara sah dengan Yang.