TEMPO.CO, Jakarta – Peneliti konservasi Indonesia memasang tag satelit di Laut Seta di Teluk Salih, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Menurut Iqbal Herwata, manajer senior pusat konservasi spesies di Indonesia, indikator-indikator ini penting karena spesies tersebut memiliki kebiasaan bermigrasi dan mobilitas yang tinggi.

Dengan menggunakan tag satelit, kata Iqbal, peneliti dapat melacak pergerakan kitopsin ke habitat penting dan berapa lama hewan tersebut tinggal di sana. Dalam pernyataannya pada Kamis, 3 Oktober 2024, Iqbal mengatakan, “Dalam pengelolaan kawasan lindung, pergerakan cetacea dari tag satelit dapat memberi informasi kepada kita untuk mengembangkan strategi yang efektif melindungi habitat kritisnya.”

Detektor satelit juga memiliki sensor suhu dan kedalaman. Peneliti dapat menentukan seberapa dalam cetacea menyelam dan berapa lama mereka menyelam pada kedalaman tertentu.

Senior Vice President dan CEO Indonesian Nature Conservancy Meizani Ermadyani mengatakan masyarakat setempat harus mewaspadai keberadaan cetacea di kawasan wisata seperti Teluk Saleh jika ingin berinteraksi dengan satwa tersebut. Pemahaman dasar melibatkan keterbatasan menyentuh chitopsin.

“Pariwisata ramah lingkungan bukan hanya soal tidak membuang sampah ke laut, tapi juga memahami jarak yang perlu diciptakan antara penyelam dan cetacea,” kata Mizani.

Pemasangan penanda satelit tersebut dilakukan pada 24 September 2024. Konservasi tersebut melibatkan seniman Indonesia Prili Latukonsina yang dinobatkan sebagai Sahabat Hiu Paus pada Agustus 2024. Penunjuknya bahkan disebut Prili.

Meizani Prili berharap Latukonsina turut serta berbagi ilmu kepada masyarakat dan penyelam lainnya.

Pemasangan tag satelit oleh para pelestari lingkungan Indonesia merupakan upaya mendukung program pemerintah untuk menetapkan kawasan lindung khususnya di Teluk Saleh, khususnya bagi warga. Situs ini merupakan usulan konservasi karena makanan utama cetacea adalah larva ikan dan zooplankton yang banyak terdapat di wilayah timur dan selatan Teluk Saleh.

Pilihan Editor: Ini adalah peristiwa astronomi di bulan Oktober, mulai dari hujan meteor hingga perburuan komet Tuchinshan—ATLAS.

Hiu paus merupakan salah satu spesies terancam punah yang populasinya saat ini semakin menurun. Akuarium di China ini dibangun replikanya untuk menarik pengunjung. Baca selengkapnya

Informasi pertama dari BMKG, gempa M4.1 terjadi pada pukul 06:16 WIB. Baca selengkapnya

Sebuah organisasi konservasi Indonesia, termasuk Prili Latukonsina, telah memasang satelit pada hiu paus di Sumbawa. Baca selengkapnya

Pemerintah Negara Bagian Sumbawa berhasil meraih Penghargaan Inovasi Halal Terbaik pada Indonesia Halal Industry Awards 2024. Ini merupakan pencapaian ketiga yang menjadi landasan bagi kelangsungan industri halal. Baca selengkapnya

Dr. Najamuddin Amy, S.S.O.M., dilantik sebagai Pj Gubernur Negara Sumbawa pada Selasa, 24 September 2024. Baca selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan (MMF) melalui Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang turun tangan untuk mengembalikan hiu-hiu yang mati itu ke laut.

Mekapung atau Karapan Kerbau terkenal di Bali. Banyak daerah lain seperti Balap Munding di Tasikmalaya dan Paku Jawa di Sumatera Barat yang memiliki tradisi ini. Baca selengkapnya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun pembatas pantai Gelora untuk mencegah erosi tanah. Baca selengkapnya

Yang perlu dilakukan saat ini adalah menjaga keseimbangan harga di tingkat petani dan di tingkat produsen. Baca selengkapnya

Pemerintah Negara Bagian Sumbawa melalui Departemen Lingkungan Hidup (DLH) terus melakukan upaya dalam pengelolaan sampah. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *