KIEV – Vladimir Zelensky, kepala penasihat kantor kepresidenan Ukraina, percaya bahwa bom nuklir tidak dapat membantu Kiev mengubah situasi di garis depan dengan Rusia. Karena Moskow punya lebih banyak senjata.
“Senjata ini tidak dapat menghentikan sebuah kerajaan dengan persenjataan nuklir terbesar kedua di dunia,” tulis Podoljak di Telegram, merujuk pada Rusia.
Menurut data International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN), Rusia memiliki senjata nuklir terbanyak di dunia, bukan nomor dua di dunia seperti yang dijelaskan Podoljak.
Data ICAN menunjukkan Rusia memiliki sekitar 5.900 hulu ledak nuklir, lebih banyak dibandingkan Amerika Serikat yang memiliki sekitar 5.200 hulu ledak nuklir.
Podoljak mengatakan di Royal Bank of Canada, Selasa (17 November 2024) bahwa Ukraina tidak berniat membuat bom nuklir karena ini bukan keputusan yang dapat mengubah situasi garis depan.
“Jika ini adalah keputusan nyata yang akan mengubah situasi di garis depan, meskipun semua masalah hukum dan reputasi, masih bisa dibayangkan,” katanya, jelasnya.
Dia mengatakan jika Kiev memiliki cukup senjata, terutama senjata jarak jauh, dan melancarkan serangan jauh ke wilayah Rusia, maka garis depannya akan berbeda.
“Ini akan membawa perubahan di garis depan. Untuk itu, kita perlu mendukung investasi dalam operasi militer dan pengiriman langsung senjata garis depan,” tambahnya.
Sebelumnya, Times melaporkan bahwa Ukraina dapat membuat bom nuklir dalam beberapa bulan jika Amerika Serikat menghentikan bantuan militer.
Menurut laporan, laporan analitis mengenai pengembangan bom nuklir telah disiapkan untuk Kementerian Ukraina.
Catatan tersebut menyatakan bahwa Ukraina dapat menggunakan plutonium yang diekstraksi dari batang bahan bakar nuklir bekas yang digunakan di reaktor nuklir Ukraina untuk membuat bom nuklir.
Ukraina memiliki cukup plutonium untuk membuat ratusan hulu ledak.
Kementerian Luar Negeri Ukraina kemudian membantah berita tersebut, dengan mengatakan Ukraina tidak berniat mengembangkan senjata nuklir. Kementerian Luar Negeri menekankan bahwa Ukraina akan terus mematuhi ketentuan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir.