JAKARTA – Ahmad Zaky merupakan pendiri sekaligus mantan CEO Bukalapak. Bukalapak, situs e-commerce terkemuka di Indonesia, saat ini sedang mempertimbangkan untuk menutup layanan penjualan produk fisik di marketplace-nya.

Dalam peluncuran blog resminya, Rabu (8/1/2025), Bukalapak menyatakan telah resmi menutup layanan penjualan produk fisik seperti produk elektronik, perlengkapan, pakaian dan lain-lain. Kini Bukalapak yang didirikan pada tahun 2010 hanya menjual produk virtual seperti pulsa prabayar, voucher listrik, dan lain-lain.

Baca juga: Bukalapak Tutup Layanan Marketplace, Ganti Penjualan Pulsa dengan Voucher Elektrik

Berikut produk-produk yang dijual Bukalapak setelah layanan pasar ditutup:

1. Pulsa prabayar

2. Paket Data

3. Tanda listrik

4. Listrik pascabayar

5. Prakerja Bukasend

6. Tunjangan kredit

7. BPJS Kesehatan

Baca Juga: Riwayat Pendidikan Pelatih Justin, Pakar Sepak Bola Indonesia, Lulusan Universitas Amsterdam dan KNVB

8. Air PDAM

9. Telekomunikasi

10. Pulsa pascabayar

11. TV Kabel & Internet

12. Pajak PBB

13. Pendapatan pemerintah

14. Kupon

15. Membayar denda lalu lintas

16. Membayar Pajak Penghasilan Final

17. Membayar PPN

18. Membayar PPh 21

19. Bayar SBN

20. Kewajiban Pembayaran

21. BPJS Ketenagakerjaan

22. Voucher digital BMoney Emas

Baca juga: Sejarah Pendidikan Profesor Heri Hermansyah, Rektor UI yang Baru

Profil pendidikan pendiri Bukalapak Ahmad Zaky

Bukalapak merupakan salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia dan masuk dalam tahapan startup unicorn. Pada tahun 2021, Bukalapak resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan penawaran umum perdana (IPO) sebesar $1,5 miliar.

Merujuk situs resminya, Bukalapak kini memiliki 100 juta pengguna dengan 13,5 juta mitra UMKM yang menggunakan platform dan teknologi untuk berbagai aktivitas komersial.

Jauh sebelumnya, Bukalapak didirikan pada tahun 2010 oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid. Namun pada tahun 2020 Zaky mengundurkan diri disusul kedua rekannya. Posisi Zaky digantikan oleh Rachmat Kaimuddin.

Dikutip dari laman ITB, rupanya pendiri situs e-commerce Bukalapak, Achmad Zaky, mulai terjun ke dunia teknologi sejak bangku sekolah dasar. Pria kelahiran 24 Agustus 1986 ini pernah membelikan komputer dan buku pemrograman untuk pamannya dan tumbuh besar dengan komputer dan buku pemberian pamannya.

Kecintaannya terhadap komputer mengantarkannya meraih juara di Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat nasional saat bersekolah di SMA Negeri 1 Solo. Ia melanjutkan studi jurusan Teknik Informatika di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Berkuliah di universitas ternama kelas dunia, Zaky semakin jatuh hati pada dunia komputasi bahkan meraih IPK 4,00 di tahun pertamanya dan berhasil lulus dengan predikat cumlaude.

Penerima penghargaan Satyalancana Wira Karya tahun 2016 ini mendapat beasiswa ke Oregon State University dari pemerintah AS. Ia juga mewakili ITB pada ajang Harvard National Model United Nations 2009.

Peraih gelar Magister Bisnis dan Kewirausahaan dari HEC Parys ini, setelah menjadi pimpinan Bukalapak, ia mendirikan Yayasan Ahmad Zaky yang fokus pada bidang pendidikan dan pengembangan kewirausahaan.

Dikutip dari berbagai sumber, Ahmad Zaky membangun sebuah sekolah di desanya di Desa Jati, Masaran, Sragen dengan nama SMA Unggulan Rushd, nama Rushd diambil dari nama ayahnya yaitu Rushdi.

Konsep pesantren ini ditujukan untuk siswa berbakat dan dirancang dengan kurikulum inovatif untuk menghasilkan siswa berkualitas yang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cepat.

Sekolah Menengah Unggul Rushd menggabungkan Cambridge International dengan kurikulum nasional. Seleksi mahasiswa baru dilakukan melalui beasiswa dan tes online serta wawancara.

Demikian profil pendidikan pendiri Bukalapak Ahmad Zaky. Semoga informasi ini bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *