TEMPO.CO, Jakarta – Selama berminggu-minggu, pasukan Israel membahas “de-capability” sistematis Hizbullah Lebanon. Namun, mereka tidak membahas sejauh mana pasukan mereka telah dikurangi dalam perang melawan Hamas di Gaza selama setahun terakhir, serta pertempuran sehari-hari dengan Hizbullah di utara.

Menulis di surat kabar Israel Calcalist, pakar militer Yuval Azoulay menjelaskan bahwa pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah membawa Israel sedekat mungkin dengan tentara Israel yang terkuras setelah perang terpanjang dalam perang tersebut.

Laporan Azoulay menegaskan bahwa tentara Israel telah kehilangan lebih dari 700 tentara di Gaza selama setahun terakhir, jumlah korban luka dalam berbagai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jumlah tentara yang terluka diperkirakan mencapai 11.000 orang.

Dia mencatat bahwa menurut departemen rehabilitasi Kementerian Pertahanan Israel, jumlah tentara yang terluka meningkat sekitar 1.000 setiap bulannya. Ini adalah jumlah korban terbanyak yang pernah diketahui tentara Israel, setara dengan 12 batalyon yang dinonaktifkan.

Baik pasukan reguler maupun cadangan, yang akan bertempur di front utara, yang dianggap lebih sulit, lebih besar, lebih kompleks dan sulit, sudah lelah dengan perang tanpa akhir di Gaza, kata Azulay.

Dia menuduh eselon politik di Tel Aviv bertanggung jawab atas situasi ini, gagal mengatur strategi apa pun untuk operasinya di Gaza, dan tampaknya mengabaikan perang gesekan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di wilayah utara.

Pemukim Israel

Pada hari Selasa, 8 Oktober 2024, The New York Times melaporkan bahwa peristiwa 7 Oktober menghancurkan kepercayaan pemukim Israel terhadap Israel, dan tahun perang berikutnya memperdalam perpecahan internal dalam masyarakat Israel.

Surat kabar tersebut menekankan bahwa tujuan Netanyahu untuk menghancurkan Hamas masih jauh dari terwujud, meskipun kerusakan besar terjadi di Jalur Gaza.

Hal ini juga menggarisbawahi bahwa banyak warga Israel yang mencari jawaban mengapa pemerintah tidak hadir pada saat kritis ini, sebuah kemunduran yang melemahkan keyakinan lama bahwa pemerintah akan selalu ada untuk melindungi mereka.

Lebih lanjut, laporan tersebut menunjukkan bahwa pemukim Israel merasa ditinggalkan oleh pemerintah mereka.

Menurut surat kabar tersebut, banyak orang Israel percaya bahwa kegagalan untuk menjamin kembalinya para tawanan telah melanggar perjanjian tanggung jawab bersama, sebuah pilar utama gerakan Zionis, yang menyatakan bahwa orang-orang Yahudi memiliki kewajiban kolektif untuk mendukung dan peduli satu sama lain. lainnya. .

MONITOR TIMUR TENGAH |: AL MAYADIN

Pilihan Editor: Israel meningkatkan serangannya ke Gaza Utara dalam 24 jam, 45 orang tewas.

15 negara anggota Dewan Keamanan PBB telah memperingatkan upaya Israel untuk melarang atau membubarkan UNRWA Baca selengkapnya

Hamas tidak ingin melakukan gencatan senjata jika pasukan Israel masih berada di Gaza. Baca selengkapnya

Dalam pidato pengukuhannya sebagai Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem menyampaikan pesan bahwa Israel harus meninggalkan Lebanon. Baca selengkapnya

Israel konon mulai kesulitan merekrut tentara pada tahun perang dengan Hamas. Baca selengkapnya

AS berupaya menengahi gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Baca selengkapnya

Pemimpin baru “Hizbullah” mengatakan bahwa dia tidak akan mengemis pada Israel. Baca selengkapnya

Naim Qassem terpilih sebagai pemimpin Hizbullah menggantikan Hassan Nasrallah. Apa interpretasi Israel? Baca selengkapnya

Pasukan Israel Ancam Serang Situs Warisan Dunia UNESCO berupa Reruntuhan Romawi Kuno di Lebanon Baca selengkapnya:

Sejumlah negara mengecam tindakan Israel yang melarang seluruh kegiatan Badan Pengungsi Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa, atau UNRWA. Apa efeknya? Baca selengkapnya

3 berita teratas dunia Rabu 30 Oktober 2024, diawali dengan hancurnya kompleks rudal antipesawat S-300 Rusia milik Iran oleh pesawat Israel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *