JAKARTA – Kecerdasan buatan berperan penting dalam transformasi digital. Jika dilakukan dengan benar, perusahaan atau lembaga pemerintah yang menerapkan transformasi digital berbekal kecerdasan buatan dapat menikmati efisiensi dan efektivitas perusahaan yang lebih besar, serta peningkatan layanan kepada pelanggan atau masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) Prof. Dr. Sebuah pipa. Nat. Achmad Benny Mutiara, SSi, S.Kom., saat menyampaikan pidato di TOP Digital Awards 2024, Jakarta, Kamis, 5/12/2024.

Dijelaskannya, salah satu perintah kebijakan Presiden RI periode 2024-2029 adalah mempercepat transformasi digital untuk mendorong penerapan dan pemanfaatan teknologi digital, baik di instansi pemerintah, organisasi dunia usaha, dan lembaga lainnya.

Definisi transformasi digital, secara sederhana, adalah proses perubahan yang melibatkan penggunaan teknologi digital untuk secara mendasar mengubah cara kerja, produksi, pengiriman, dan pengalaman pelanggan suatu organisasi atau industri. Transformasi digital melibatkan integrasi teknologi digital ke dalam semua aspek bisnis.

“Transformasi digital mencakup berbagai teknologi seperti kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), komputasi awan, data besar, analisis data, dan banyak lagi. “Dengan penggunaan teknologi ini, organisasi dan industri dapat meningkatkan kinerja, mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas. atau kualitas pelayanan dan meningkatkan kecepatan inovasi,” kata Prof. Benny yang juga merupakan Ketua Juri Top Digital Awards tahun 2024.

Menurutnya, dengan meningkatkan penggunaan kecerdasan buatan, organisasi dapat mencapai tujuan transformasi digital dan meningkatkan kesuksesan bisnis.

Namun, Prof. Benny mencatat ada tantangan dalam penggunaan kecerdasan buatan. “Tantangan terbesarnya adalah soal privasi dan keamanan data, karena penggunaan kecerdasan buatan memerlukan akses terhadap data sensitif,” ujarnya.

“Selain itu juga terdapat tantangan dari segi regulasi dan perilaku dalam penggunaannya, karena teknologi kecerdasan buatan dapat memberikan dampak yang besar bagi kehidupan manusia,” imbuhnya.

M.Lutfi Handayani ST. MBA, Ketua Panitia Pelaksana, mengatakan banyak perusahaan dan lembaga pemerintah yang berpartisipasi dalam acara tersebut mampu menunjukkan keberhasilan transformasi digital dengan dukungan kecerdasan buatan.

Manfaat penggunaan kecerdasan buatan dalam transformasi digital antara lain efisiensi dan pemrosesan data yang efisien. Otomatiskan proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Tingkatkan pengalaman pelanggan dengan layanan yang dipersonalisasi dan fleksibel.

“Pada industri perkebunan karet, pemanfaatan digital farming dengan dukungan teknologi kecerdasan buatan mampu menekan kerugian produksi akibat kesalahan penimbangan dan kehilangan kehadiran hingga Rp51,75 miliar per tahun,” kata Lutfi.

Di industri keuangan, khususnya asuransi, platform digital berbasis AI mempercepat verifikasi permohonan, mendeteksi penipuan, dan menyediakan audit otomatis. Dengan teknologi inovatif seperti penilaian OCR dan AI, platform berbasis AI menghadirkan efisiensi, akurasi, dan transparansi pada proses klaim asuransi. Setiap hari mereka dapat mengelola ribuan invoice dari ribuan rumah sakit. Manfaatnya adalah memberikan efisiensi perusahaan dan membantu mendeteksi penipuan.

“Saat ini di dunia kesehatan, asisten virtual dapat memberikan informasi kepada pasien tentang interaksi obat dan interaksi antara obat dan makanan. Hal ini sangat membantu keamanan dan efektivitas obat yang dikonsumsi pasien.”

“Dampak transformasi digital dengan menggunakan kecerdasan buatan sangat penting, baik secara internal maupun eksternal, sebagai mitra bisnis, pelanggan, dan masyarakat,” tegas Lutfi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *