JAKARTA – Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) menyelenggarakan konferensi dalam rangka Dies Natalis ke-100 Akbar. Pertemuan ini merupakan bagian dari perayaan 100 tahun berdirinya FHUI yang merupakan tonggak sejarah penting dalam perkembangan sistem hukum Indonesia.

Rapat digelar pada Rabu (23 Oktober 2024) di Gedung Baru Fakultas Hukum Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat.

Baca juga: Pilpres ILUNI FHUI Diharapkan Demokratis dan Bermartabat

Acara tersebut menghadirkan tiga narasumber yaitu Dr. Parulian Paidi Aritonang, Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Muhammad Alif Lathif, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FHUI, dan Adithya Prakasa, perwakilan Alumni FHUI. Perkumpulan (ILUNI FHUI).

Parulian Paidi Aritonang, Dekan FHUI, selaku keynote speaker dalam pertemuan ini menjelaskan bahwa FHUI telah berperan penting dalam membangun sistem hukum Indonesia yang adil dan komprehensif selama seratus tahun.

Menurutnya, sebagai lembaga pendidikan hukum tertua di Indonesia, FHUI mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mendidik para pemimpin hukum yang mampu membawa perubahan positif bagi bangsa dan negara.

“Selama 100 tahun terakhir, FHUI telah mendapatkan reputasi sebagai pusat pendidikan hukum terkemuka. Kami terus berupaya untuk secara jujur ​​melatih generasi pemimpin hukum, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kawasan Asia Tenggara. Dies Natalis ini bukan sekadar perayaan, namun juga merupakan cerminan “atas kontribusi besar kami selama ini dan komitmen kami untuk terus berkontribusi di masa depan,” ujarnya dalam siaran pers, dikutip Kamis (24/10/2024).

Parulian juga menegaskan, minat masyarakat untuk belajar di FHUI semakin meningkat setiap tahunnya. Kini FHUI tidak hanya menjadi pilihan terbaik di Indonesia, namun juga menarik perhatian calon mahasiswa dari berbagai negara di kawasan Asia Tenggara.

“Minat kuliah di FHUI sangat tinggi karena kami terus meningkatkan standar pendidikan hukum ke level tertinggi. Hal ini menunjukkan FHUI sangat diminati baik di dalam maupun luar negeri,” imbuhnya.

Sebagai perwakilan mahasiswa, Muhammad Alif Lathif, ketua BEM FHUI, berbicara tentang peran FHUI dari sudut pandang mahasiswa. Baginya, FHUI bukan hanya sekedar lembaga pendidikan hukum, namun juga wadah bagi mahasiswa untuk menjadi orang yang jujur ​​dan berkomitmen terhadap keadilan.

“Selama 100 tahun ini, FHUI telah menjadi pionir dalam membentuk tatanan hukum Indonesia. Bagi kami para mahasiswa, FHUI adalah tempat dimana kami belajar tidak hanya teori hukum saja, namun juga belajar bagaimana menjadi pribadi yang tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan. “Alif selalu dijaga melalui berbagai kegiatan yang mempererat tali silaturahmi antara kita” ujar Alif.

Alif juga menekankan pentingnya FHUI dalam membentuk karakter pemimpin masa depan. Menurutnya, kehidupan di kampus FHUI tidak hanya sekedar serius belajar, namun juga diperkaya dengan kegiatan non-akademik yang meningkatkan koeksistensi mahasiswa.

Selaku Perwakilan Alumni, Adithya Prakasa menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya peringatan seratus tahun FHUI bagi Alumni. Ditegaskannya, banyak lulusan FHUI yang kini menduduki posisi penting pemerintahan, termasuk di Pemerintahan Merah Putih saat ini.

“100 tahun FHUI merupakan simbol komitmen kami sebagai alumni untuk terus berkontribusi bagi bangsa. “Lulusan FHUI memiliki semangat untuk memberi kembali karena FHUI telah membekali kita dengan pendidikan yang tidak hanya berwawasan akademis, tetapi juga dalam membentuk karakter yang peduli terhadap keadilan dan kemajuan bangsa,” ujarnya.

Adithya juga bercerita mengenai pemilihan ketua baru ILUNI FHUI yang akan dilaksanakan bersamaan dengan perayaan Festival Justisia. Ia mengajak seluruh wisudawan untuk turut serta dalam pemilu dan menjaga tali silaturahmi dengan almamaternya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *