TEMPO.CO, Jakarta – Demensia dan penyakit Alzheimer sering kali membingungkan, namun penting untuk memahami perbedaan di antara keduanya. Demensia adalah istilah umum yang mencakup serangkaian kondisi yang menyebabkan penurunan kognitif, sedangkan penyakit Alzheimer adalah jenis demensia spesifik yang menjadi penyebab paling umum.

Demensia bukanlah suatu diagnosis semata, melainkan suatu istilah umum yang mencakup sekelompok gejala yang berhubungan dengan berkurangnya daya ingat, kemampuan berpikir, dan kemampuan berpikir. Menurut Asosiasi Alzheimer, demensia dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk stroke, penyakit Parkinson dan Huntington, serta penyakit Alzheimer.

Demensia memiliki gejala yang berbeda-beda pada setiap orang, namun beberapa gejala umum antara lain:

– Masalah ingatan: Penderita demensia mungkin kesulitan mengingat informasi baru atau bahkan lupa nama orang terdekatnya. – Kesulitan berkonsentrasi dan berpikir: Penderita mungkin kesulitan berkonsentrasi pada tugas yang biasa mereka lakukan. Seperti mengikuti resep.

Menurut Medical News Today, demensia dapat mempengaruhi banyak aspek kehidupan seseorang, sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan hubungan sosial.

Penyakit Alzheimer merupakan penyakit otak yang ditandai dengan matinya sel-sel otak sehingga mengakibatkan menurunnya daya pikir dan daya ingat. Ini adalah jenis demensia yang paling umum, mencakup sekitar 60 hingga 80 persen dari seluruh kasus demensia di Amerika Serikat. Diperkirakan 5 juta orang di Amerika Serikat menderita penyakit ini, dan pada tahun 2060 jumlahnya diperkirakan meningkat hampir tiga kali lipat.

Penyakit Alzheimer biasanya menyerang orang berusia 65 tahun ke atas, dan hanya 10% kasus terjadi pada orang muda. Nama penyakit ini diambil dari nama Dr. Alois Alzheimer, yang pertama kali menggambarkan kondisi ini pada tahun 1906.

Gejala awal penyakit Alzheimer seringkali tidak kentara, namun seiring berjalannya waktu bisa menjadi lebih serius. Beberapa gejala awal yang sering terjadi antara lain:

– Kesulitan menerima dan mengingat informasi baru: Seseorang dengan penyakit Alzheimer mungkin mengalami kesulitan mempelajari hal-hal baru atau mengingat informasi yang baru saja mereka terima. – Mereka mungkin menjadi bingung dan disorientasi: Orang mungkin merasa bingung tentang waktu, tempat atau identitas orang-orang di sekitar mereka. .- Kesulitan menggunakan bahasa: penderita mungkin mengalami kesulitan menemukan kata-kata yang tepat, sehingga menyulitkan komunikasi.

Salah satu ciri utama penyakit Alzheimer adalah adanya plak dan gundukan di otak serta hilangnya koneksi antar sel saraf, sehingga informasi tidak dapat mengalir dengan baik antar berbagai bagian otak.

Sejauh ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan demensia atau penyakit Alzheimer. Namun, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup Anda:

– Pengobatan: Konsultasi dengan profesional kesehatan untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat sangat penting. Beberapa obat dapat membantu memperlambat perkembangan gejala. – Dukungan dari keluarga dan teman: Dukungan emosional dan sosial dari orang yang dicintai dapat membantu pasien merasa lebih nyaman dan terhubung. – Pola hidup sehat: terapkan pola makan sehat, rutin berolahraga dan tetap aktif mental. Dapat membantu mengelola gejala demensia dan penyakit Alzheimer.

Apa perbedaan antara demensia dan penyakit Alzheimer? Demensia adalah istilah umum untuk serangkaian kondisi yang melibatkan hilangnya fungsi kognitif. Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia paling umum yang ditandai dengan adanya plak dan endapan di otak. Gejalanya dimulai secara bertahap dan biasanya mencakup penurunan fungsi kognitif dan keterampilan bahasa.

Untuk dapat didiagnosis menderita penyakit Alzheimer, seseorang harus mengalami kehilangan ingatan, penurunan kognitif, atau perubahan perilaku yang memengaruhi kemampuannya dalam berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Teman dan keluarga seringkali bisa mengenali gejala demensia sebelum pasien menyadarinya.

Tidak ada tes tunggal untuk penyakit Alzheimer. Jika dokter mencurigai adanya kondisi ini, ia akan menanyakan gejala, pengalaman, dan riwayat kesehatan Anda. Dokter Anda mungkin juga melakukan beberapa tes, termasuk:

– Tes kognitif dan memori untuk menilai kemampuan berpikir dan mengingat, – Tes fungsi neurologis untuk menguji keseimbangan, indera dan refleks, – Tes darah atau urin, – CT atau MRI otak, – Tes genetik.

CAMPURAN FATINA RACHMAN | Berita medis hari ini

Pilihan editor: Bisa menyerang siapa saja, pelajari tentang pemicu demensia yang paling umum

Meski kanker merupakan penyakit serius, deteksi dini dapat meningkatkan peluang kesembuhan. Baca selengkapnya

Kami meminta masyarakat mewaspadai trigeminal neuralgia jika sering merasakan nyeri pada bagian wajah. Ahli saraf menyebutkan tiga jenis alasan. Baca selengkapnya

Para ahli saraf mengatakan deteksi dini demensia diperlukan karena dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Baca selengkapnya

Pengasuh demensia harus berbagi tugas dengan anggota keluarga lainnya, hal ini penting karena mereka juga memerlukan waktu istirahat. Baca selengkapnya

Baca selengkapnya

Tes DNA (asam deoksiribonukleat) adalah tes genetik yang digunakan untuk menentukan keturunan, risiko penyakit, dan banyak lagi. Baca selengkapnya

Olahraga teratur sangat penting untuk kesehatan otak baca selengkapnya

Peningkatan jumlah kasus demensia dan penyakit Alzheimer, bentuk paling umum dari demensia. Baca selengkapnya

Ada beberapa faktor pemicu demensia, mulai dari kesibukan hingga gaya hidup yang tidak sehat. Jenis manakah yang paling banyak ditemukan? Baca selengkapnya

Sciatica adalah nyeri yang menjalar dari salah satu bagian kaki hingga panggul. Biasanya terjadi karena cedera atau iritasi pada saraf sciatic di tubuh. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *