HOUSTON – Seorang pria Houston telah ditangkap oleh agen FBI atas tuduhan merencanakan serangan mematikan yang mirip dengan 9/11 atau 9/11, 2001.
Anas Saeed, seorang pria berusia 28 tahun, didakwa mencoba memberikan dukungan material kepada militan Negara Islam atau ISIS, kata Departemen Kehakiman AS.
Menurut pihak berwenang, Saeed mengaku merencanakan serangan teroris dari apartemennya di Houston.
Said lahir di Amerika Serikat namun menghabiskan masa kecilnya di Lebanon sebelum kembali ke Amerika pada usia 14 tahun. Alamdar Hamdani, pengacara Distrik Selatan Texas, membuat pengumuman tersebut pada konferensi pers pada hari Kamis.
Agen FBI menangkap Syed pekan lalu setelah berada dalam radar Satuan Tugas Terorisme Gabungan Houston sejak 2017.
Saat dihadang oleh agen FBI, dia membanting ponselnya ke lantai sebelum terjatuh.
Pihak berwenang menemukan foto dan komunikasi pro-ISIS di perangkat Saeed, serta informasi yang menunjukkan keterlibatannya dalam perekrutan dan propaganda untuk organisasi teroris tersebut.
Hamdani juga memproduksi dan mengedit video dan gambar promosi, katanya.
FBI menjelaskan bahwa Saeed telah menjadi perhatian lembaga tersebut selama bertahun-tahun, namun gerakannya berubah menjadi kekerasan setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.
“Syed mengaku menggunakan bahan peledak untuk melakukan pembunuhan massal di Houston,” kata Agen Khusus FBI Douglas Williams Jr. dalam siaran persnya.
Seorang agen FBI seperti dikutip hari ini, Jumat (15/11/) mengatakan dia menawarkan rumahnya sebagai tempat berlindung yang aman bagi anggota ISIS dan akan melakukan serangan serupa dengan 9/11 jika dia memiliki sumber daya. ” 2024).
Menurut Williams, tersangka mengatakan ingin bergabung dengan militer AS untuk melakukan aksi terorisme.
Dokumen pengadilan mengatakan Saeed mengatakan kepada agen FBI yang menyamar bahwa dia akan menggunakan rompi bunuh diri.
“Jika saya melakukannya, itu akan sangat mudah,” kata Syed kepada agen FBI. Saya menyisir janggut saya, mengenakan seragam militer untuk kamera dan masuk ke dalam dan menekan tombol. “Semuanya berubah menjadi daging panggang.”
Dokumen pengadilan juga mengungkapkan bahwa Saeed menawarkan rumahnya kepada anggota ISIS yang mengunjungi mantan Presiden AS George W. ingin membunuh Bush.
“Para terdakwa, mantan Presiden Bush dan Presiden Biden, sudah terlalu tua untuk menggunakan peluru untuk membunuh mereka,” demikian isi dokumen kasus tersebut.