BOGOR – Profesor Luluk Setjaningsih dari Universitas Nusa Bangsa mengapresiasi visi Atang Trisnanto tentang Bogor yang nyaman bagi seluruh calon Wali Kota Bogor. Terutama berkaitan dengan kesadaran lingkungan dan optimalisasi ruang kota dengan program wisata halaman belakang.
Sebagai akademisi di bidang florikultura tropis, Prof. Luluk memuji pengalaman Atanga di dunia kehutanan dan politik sebagai modal besar untuk mengelola Kota Bogor, kota yang dijuluki “Kota Hujan”.
Menurut Luluk, Kota Bogor mempunyai permasalahan serius seperti tanah longsor, banjir jalan setapak, pohon tumbang, dan degradasi kawasan terbuka hijau. Dari segi geografi, administrasi, sejarah dan ekologi, Kota Bogor dapat menjadi kota dengan seribu ciri perkotaan dan berbagai permasalahan.
“Gagasan Atang-Annida untuk menjaga lingkungan dan juga memanfaatkan ruang yang terbatas secara lebih efisien (untuk wisata halaman belakang) sepertinya menyesuaikan dengan karakter khusus Kota Bogor,” ujarnya, Jumat (15). /11/2024).
Luluk juga mengapresiasi pentingnya Atanga jika terpilih sebagai Wali Kota Bogor untuk merevitalisasi kawasan hijau di seluruh kota, memulihkan dan meningkatkan pariwisata di persawahan Muljaharja yang menjadi landmark pada masa Bima Arya.
“Implementasi ide ini memerlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman dan kemauan yang kuat. Latar belakang pendidikan Atanga, pengalaman dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan, dan sebagai pimpinan senior DPRD Kota Bogor turut andil dalam implementasi gagasan tersebut, ujarnya.
Terkait dengan visi Presiden Prabowo untuk memajukan petani dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara hingga 8% seperti pada era Presiden Soeharto, Luluk menyatakan Kota Bogor bisa berperan strategis. Pemerintah kota harus bekerja keras untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dari 5,10% menjadi 8%.
“Kota Bogor dengan segala keistimewaannya, niscaya akan berperan besar dalam mendorong pembangunan perekonomian negara untuk mencapai minimal 8% pertumbuhan ekonomi daerah, atau Kota Bogor harus bekerja keras untuk mencapai 3 % pertumbuhan ekonomi daerah %, dari sebelumnya 5,10,” ujarnya.
“Sektor jasa dan barang, rumah tangga, industri, mikro dan makro, perdagangan nasional dan internasional, serta kapasitas perdagangan karbon harus menjadi pusat ekspansi yang komprehensif,” ujarnya.
Menurut dia, alternatif yang penting adalah berbagai mekanisme pembangunan, pemanfaatan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, efisiensi pengelolaan, upaya peningkatan produktivitas spasial, kerja sama dengan wilayah sekitar, kerja sama dengan berbagai lembaga ilmiah dalam produksi teknologi. dan produk.
Selain itu juga memperluas jangkauan pasar regional dan global. Pemimpin yang inovatif adalah mereka yang dapat mentransformasikan upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tambahan ke dalam program yang beragam
Atang Trisnanto yang berpasangan dengan Annida Allivia, salah satu anggota Generasi Z, dinilai Luluk sebagai kombinasi sempurna untuk mewakili seluruh lapisan masyarakat.
“Kehadiran Annida dapat menarik minat generasi baru, khususnya di sektor pertanian kota yang semakin penting. “Jika program seperti insentif Rp10 juta per bulan untuk petani muda diterapkan, maka hal ini dapat menginspirasi banyak generasi Z untuk bertani baik di kebun maupun di luar ruangan,” ujarnya.
Luluk menambahkan, pendekatan eksekusi yang dilakukan Atang secara komprehensif, analitis, dan menyeluruh terbukti dalam perannya sebagai Ketua DPRD Kota Bogor periode 2019-2024.
“Kemampuannya mencari fakta, melibatkan banyak pemangku kepentingan, dan mengambil keputusan strategis menunjukkan kepemimpinan yang dibutuhkan Kota Bogor,” ujarnya.
Sebagai kota dengan karakteristik geografis dan lingkungan yang beragam, Bogor membutuhkan pemimpin yang memiliki visi keberlanjutan dan inovasi. Luluk optimistis ide Atang-Annida akan membawa perubahan signifikan bagi Kota Boron.
“Kolaborasi antargenerasi ini akan membantu mewujudkan kota Bogor yang hijau, produktif, dan sejahtera bagi seluruh warganya,” ujarnya.