JAKARTA – Pasar properti Bali diperkirakan akan terus tumbuh pesat, baik di kawasan residensial maupun komersial. Salah satu faktor utama pendorong tumbuhnya bisnis real estate di Pulau Dewata adalah tumbuhnya industri pariwisata. Pengembang berharap kombinasi pertumbuhan pariwisata dan peningkatan investasi asing akan terus mendorong harga properti di Bali.
Pendiri dan CEO OXO Group Indonesia Johannes Wissenbeck menuturkan, Bali kini menjadi tempat berinvestasi real estate tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Asia. Keindahan Bali sebagai destinasi wisata terus menjadi pendorong utama permintaan properti.
Statistik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali menunjukkan jumlah wisman mencapai 4,47 juta orang pada delapan bulan pertama tahun 2024, meningkat 22,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Wisatawan asing terbanyak berasal dari Australia, disusul India, Tiongkok, Inggris, dan Korea Selatan.
Menurut data REID, harga properti di Bali mengalami kenaikan rata-rata 7% per tahun selama lima tahun terakhir, dengan beberapa daerah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Bali juga menawarkan hasil sewa tertinggi di Indonesia, yang mencerminkan potensi investasi yang menguntungkan.
Pada Juni 2024, total pendapatan sektor properti Bali tercatat sebesar USD 142 juta atau sekitar Rp 2,27 juta (kurs Rp 16.000), meningkat 33% dibandingkan bulan sebelumnya.
Johannes memproyeksikan tahun 2025 akan menjadi tahun pertumbuhan sektor properti Bali. Meningkatnya hasil investasi bagi pembeli dalam dan luar negeri, serta kebijakan pemerintah yang mendukung investasi properti menjadi alasan utama hal tersebut. Bali terkenal dengan keunikannya karena keindahan alamnya, kekayaan budayanya dan infrastrukturnya yang terus berkembang.
“Sekarang Bali juga telah menjadi pusat kesehatan global, menarik wisatawan internasional dan profesional yang mencari tempat tinggal jangka panjang,” ujarnya, Rabu (27/11/2024).
Johannes juga mengatakan peralihan wisata ke kawasan pesisir baru di barat Bali, seperti Perinan, Kedongo, Kemgi, dan Nyani, membuka peluang baru bagi sektor properti di wilayah tersebut. Meski kawasan seperti Kuta dan Seminyak merupakan destinasi wisata populer, namun mereka yang tinggal dan sudah mengenal Bali tertarik dengan tempat-tempat baru yang hijau dan dekat dengan alam.
Johannes juga menyoroti potensi kawasan Nyanyi, sebagai kawasan dengan potensi pertumbuhan tinggi dan akan semakin populer untuk investasi properti dalam beberapa tahun ke depan. Kawasan Nyanyi yang terletak di antara Canggu dan Tanah Lot dinilai sebagai lokasi ideal dan menawarkan keseimbangan antara gaya hidup dan lingkungan yang damai.
Kombinasi dari berbagai faktor tersebut membuat Nayani menjadi tempat yang sangat menarik karena pertumbuhannya yang pesat. Perlu diketahui, saat ini adalah saat yang tepat untuk membeli properti atau berinvestasi di Nayani, karena masih banyak properti baru yang ditawarkan. tentu saja ada. Chief Marketing Officer OXO Indonesia Anggun Melati menjelaskan: “Akan meningkat seiring dengan perkembangan daerah.”
Anggun menambahkan, perkembangan tersebut terlihat dari harga tanah di kawasan Nyanyi yang hingga akhir tahun 2022 bisa dibeli Rp 2 juta per m2, dan setelah suksesnya OXO, harga tanah perumahan di pertengahan tahun ini. antara Kini meningkat menjadi Rp 8 juta per m2.
Anggun menambahkan: “Ini menunjukkan potensi investasi bagi para investor kami, untuk itu kami akan kembali menghadirkan proyek eksklusif OXO di Nyanyi yang akan kami mulai pada awal tahun 2025”.
Perkembangan baru OXO Group sebagai pengembang terkemuka di Bali akan semakin memperkuat daya tarik pulau dewata, khususnya kawasan Naiani, sebagai tempat yang baik untuk tinggal dan berinvestasi.