TEMPO.CO, Jakarta – Terapis Anak dan Remaja Reti Oktania mengimbau remaja untuk tidak menikah karena perlu mengenali masing-masing lima konsep diri, mulai dari kemampuan belajar hingga berperilaku, sebagai persiapan menuju masa dewasa.
“Mengapa remaja tidak dianjurkan untuk menikah? Karena tugas mereka di usia tersebut adalah mengembangkan konsep diri yang positif,” kata Reti.
Lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan remaja harus sadar bahwa mereka memiliki kemampuan untuk memiliki lima konsep diri yang harus mereka ketahui dan kembangkan. Lima konsep diri yang perlu diketahui dan dikembangkan oleh anak dan remaja untuk membantunya di masa dewasa adalah kemampuan akademik, penerimaan sosial, kemampuan atletik, penampilan fisik, dan perilaku pribadi.
“Pada saat remaja mencapai usia dewasa, mereka siap untuk mengambil tanggung jawab atas pilihan mereka, termasuk pernikahan, karena mereka memiliki lima ide pribadi yang didorong oleh Sebelum datang.”
Di sisi lain, remaja yang menikah dini biasanya tidak menyadari pentingnya menjaga diri sendiri sehingga berdampak pada pola asuh.
Otak orang dewasa baru berusia 24 atau 25 tahun. Otak frontal bertindak sebagai pengambil keputusan dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Banyak orang tua yang belum siap tetapi memiliki anak. Menikah, mereka tidak lagi memiliki kesempatan untuk berolahraga atau bermain bersama. teman-teman karena langsung ditugasi untuk menikah, ”jelas anggota Asosiasi Konseling Menyusui Indonesia ini.
Faktor ekonomi dan rendahnya pendidikan menjadi dua faktor utama terjadinya pernikahan dini pada remaja dan anak: permasalahan ekonomi dan kurangnya akses terhadap pendidikan. Di Indonesia, masih banyak terjadi kasus pernikahan dini, terutama di daerah terpencil akibat dua permasalahan utama tersebut.
Oleh karena itu, Reti berpendapat bahwa untuk memutus mata rantai perkawinan anak di Indonesia, diperlukan kontribusi berbagai pihak dalam memberikan akses terhadap pendidikan dan informasi yang dibutuhkan anak dan remaja mulai dari pemerintah, masyarakat, orang tua. Masa depannya bagus.
“Pendidikan seks dan persiapan pernikahan juga perlu dijelaskan. Pemerintah juga harus fokus pada kesejahteraan ekonomi, pemerataan pendidikan, dan akses informasi bagi masyarakat untuk memutus siklus pernikahan anak.” Menurut pencipta The Little Wisdom.
Reti juga berpesan agar remaja dan anak-anak Indonesia dapat mengembangkan potensinya secara maksimal tanpa harus menikah di usia muda. Dengan demikian, mereka bisa meraih masa depan yang lebih baik dan lebih mencintai diri sendiri.
Pemilihan Penulis: Perlu Pertimbangan Remaja Sebelum Menikah Muda
Komisi Pemberantasan Korupsi telah mengingatkan para orang tua bahwa hubungan mereka perlu segera disesuaikan untuk menjaga kesehatan mental remaja. Baca selengkapnya
Psikiater perlu memahami perlunya mendukung pasien kanker remaja dalam perawatan mereka, profesional medis perlu membangun kepercayaan diri pasien. Baca selengkapnya
Para ibu di Amerika Serikat menggugat Character.AI karena menghasut anak-anak mereka untuk bunuh diri. Baca selengkapnya
Ubedillah mengatakan, pertikaian remaja di wilayah hukum Polres Tangerang sempat menimbulkan keresahan warga. Baca selengkapnya
Berikut lima tahapan prenatal yang ditemukan oleh terapis pernikahan melalui penelitian berkelanjutan. Baca selengkapnya
Polandia telah mengambil tindakan dan mencapai kesepakatan dengan pasangan sesama jenis yang mengizinkan mereka mengadopsi anak. Baca selengkapnya
Mere Meri Vahai tayang mulai 7 Oktober 2024 dan seterusnya sebagai karakter utama. Baca selengkapnya
Mengadakan pernikahan di akhir pekan sepertinya bagus bagi banyak pasangan, tapi bacalah detailnya di belakang tempat tersebut.
Anak-anak berusia 12-17 tahun dianggap sebagai kelompok paling rentan terhadap penyakit cacar air yang menjadi perhatian dunia.
Juru bicara Kementerian Agama Anna Hasbi membantah laporan bahwa pernikahan dilarang pada hari raya ini. Baca selengkapnya