TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin akan segera berakhir dan digantikan oleh pemerintahan era Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Seiring pergantian atau peralihan kekuasaan, rumor susunan menteri di kabinet Pravo-Gibran pun menjadi perbincangan hangat belakangan ini.

Prabhu disebut sudah menerima beberapa nama dari partai koalisi untuk menjadi menteri. Namun belum ada bocoran mengenai karakter asisten Pravo tersebut. Meski sejumlah nama sudah beredar, tampaknya Pravo harus lolos tes bakat untuk menjadi menteri.

Sebenarnya prosesnya sudah lama. Pimpinan partai koalisi sudah mengusulkan nama-nama yang akan kita pelajari, kata Prabo saat ditemui di kediaman pribadinya di Jalan Kartangara, Jakarta, Jumat 11 Oktober 2024, dikutip dari Antara. Antara.

Tempo.co merangkum sejumlah poin terkait berbagai menteri dan kabinet Pravo Subianto. Berikut ulasannya:

1. Pravo menerima beberapa nama calon menteri dari partai koalisi

Prabo menyatakan, dirinya menerima beberapa nama calon menteri dari pimpinan partai yang tergabung dalam Koalisi Progresif Indonesia atau KIM untuk pemerintahannya ke depan. Menurut dia, sebagian besar nama yang diajukan pimpinan partai ke kabinet Prabowo memiliki kemampuan membantu mewujudkan visi dan misinya.

“Nama-nama yang masuk banyak yang bagus,” ujarnya kepada awak media di Jalan Kartangara, Jakarta Selatan, Jumat, 11 Oktober 2024.

Prabo mengatakan, dirinya dan tim mempelajari sejarah dan latar belakang nama calon menteri yang diajukan pimpinan partai di KIM. Ketua Umum Partai Jarindara ini tak menampik, ada beberapa nama calon menteri yang berasal dari Kabinet Indonesia Progresif pemerintahan Presiden Jokowi.

“Menteri (kabinet progresif Indonesia) yang saya lihat banyak yang kompeten dan profesional,” ujarnya.

2. Pengangkatan Vikaris dilakukan lima hari sebelum pelantikan

Ketua Harian Partai Jarindra Sufi Desco Ahmed enggan membeberkan nama calon menteri Prabo karena tak ingin mendahului pengumuman resmi. Dasco mengatakan, pelantikan menteri kabinet pada pemerintahan Prabo-Gibran dilakukan hanya lima hari sebelum pelantikan presiden terpilih.

Pelantikan presiden akan dilaksanakan pada 20 Oktober. Artinya, susunan menteri akan ditetapkan pada 15 Oktober 2024. Masih sesuai timeline, kata Dasco, Jumat, 11 Oktober 2024 di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.

3. Menteri masa depan harus lulus tes bakat

Selain itu, dia mengatakan calon menteri di pemerintahan Prabhu-Gibran harus melewati berbagai tes kelayakan. Dasco mengatakan, Prabo juga akan bertemu langsung dengan para calon menteri pembentuknya. Meski sejumlah tahap uji coba telah dilakukan tim, Pravo akan langsung menemui calon menterinya.

“Ya tentu dulu minta biodatanya, lalu profiling, lalu finishing. Nanti ada semacam penyesuaian dan kepatutan (testing),” ujarnya di Kompleks Parlemen, Senyan, Jakarta Pusat. pada hari Jumat, 11 Oktober 2024.

4. Pravo menyiapkan nomenklatur kabinetnya

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Jarindra Ahmed Mozani menyebut Prabo telah menetapkan nomenklatur kabinetnya periode 2029-2024.

“Mulailah memilah-milah orang dan terminologinya. Bahkan ada yang mulai tunai, tapi saya tidak termasuk,” kata Mozani Rabu, 9 Oktober 2024, di Kompleks Parlemen, Senyan, Jakarta Pusat.

5. Jumlah kantor Pravo sebanyak 46 buah

Rencana jumlah kantor mencapai 46 itu terungkap dalam dokumen berjudul Ikhtisar Nomenklatur Mitra AKD (Perangkat Dewan) yang diterima Tempo. Dokumen tersebut mencantumkan mitra kerja masing-masing 13 komite di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Beberapa sumber senior di KIM membenarkan kepada Tempo bahwa kabinet Pravo terdiri dari sekitar 46 menteri. Sedangkan wakil menteri atau wakil menteri akan berjumlah lebih dari 50 hingga 58 orang. Kabinet Prabo akan memiliki 5 menteri koordinator. Jabatan tersebut akan diisi oleh ketua umum partai atau wakil partai.

Di kabinet Presiden Joko Widodo saat ini, jumlah kementerian hanya 34. Artinya ada rencana penambahan atau perluasan lebih dari 10 dosis. Wacana tersebut dapat diwujudkan dengan amandemen UU Kementerian Negara yang memberikan kebebasan kepada presiden dalam menentukan jumlah kementerian.

HENDRIK KHOIRUL MUHID SAYA SARAN KHOIRUNIKMAH | ANNISA FEBIOLA | NOVALI PANJI NUGROHO

Pilihan Editor: Jokowi Terburu-buru Tandatangani Beberapa Perpres, Perpres, dan PP Sebelum Pensiun, Baru-baru Ini Menunjuk Batam dan BSD Sebagai KEK

Wakil Menteri Keuangan Anggito Avimanyo mengatakan, dirinya dan tim inti diundang menghadiri retret Presiden Prabhu Subianto sebelum pembentukan kabinet. Baca selengkapnya

PT Pindad menyatakan mampu memproduksi maung untuk kendaraan dinas para menteri sesuai instruksi Presiden Prabo. Baca selengkapnya

Presiden Prabo ingin menjadi anggota BRICS agar Indonesia tidak condong ke blok tertentu, sebelumnya Jokowi mengatakan tidak ingin terburu-buru. Baca selengkapnya

Diana Kusumasti mengatakan, arahan untuk melanjutkan proyek IKN datang dari kepala negara. Baca selengkapnya

Ketua Relawan BARA JP Jokowi Utje Gustaaf Patty mengatakan, keputusan mereka mendukung Prabowo sebenarnya sudah diumumkan sejak lama. Baca selengkapnya

Gibran, Wakil Presiden masa jabatan 2024-2029, memiliki asisten yang berasal dari TNI AD, yakni Letkol. Davi Cristono. Inilah karakternya. Baca selengkapnya

Tim pemenangan Ahmed Lutfi-Taj Yassin Mimoan berharap mantan Presiden Jokowi bisa menjadi juara di Pilkada Jateng. Baca selengkapnya

Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumasti mengomentari kelanjutan IKN. “Kami akan melanjutkan apa yang sudah terjadi. Kami akan menyelesaikan semuanya,” ujarnya. Baca selengkapnya

Panel Barros mengatakan, keputusan apakah Perujo menjadi partai politik atau tidak akan didasarkan pada aspirasi rakyat. Baca selengkapnya

Koordinasi tersebut dapat menjadi bukti bahwa Ridwan Kamil memiliki hubungan yang sangat dekat dan baik dengan Prabhu. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *