BOYOLALI – Pengurus Besar Nadhaltul Ulama (PBNU) menggelar Kongres Jamiyyah Ahlith Thariqah al Mu’tabarah dan Nadliyyah ke XIII. Karya yang dilaksanakan di Haji Donohudan Kesembilan, Boyolali ini dihadiri ribuan jemaah Ahlu Tariqah dari berbagai negara.
Salah satu yang hadir adalah Sayyid Syekh Muhammad Fadhil al Jailani, cucu ke-25 Syekh Abdul Qodir Jailani, pendeta, sufi, dan pendiri Thariqah Qadiriyah yang hidup sekitar tahun 1077-1166 M dan menjadi pusat perhatian saat pembukaan sebuah gereja. . Kongres XIII Jatman.
Kehadiran menteri ini di Türkiye tidak ada gunanya. Pasalnya di balik layar, Mursyid Thoriqoh Qadiriyya dari Shadziliyya Dharqawwiyya asal Jakarta adalah orang yang berhasil mendatangkan Syaikh Fadhil al Jailani ke acara PBNU asal Jakarta, KH Muhammad Danial Nafis. Beliau juga Khodim Zawiyyah ar Raudhah yang beralamat di Tebet, Jakarta Selatan.
KH Muhammad Danial Nafis diketahui memiliki hubungan khusus dengan ulama kondang tersebut. Syekh Fadil sering mengunjunginya, terutama saat menteri sedang berada di Jakarta. Sebab KH Muhammad Nafis juga pernah menjadi Mudir Aam Markaz al Jailani di Asia Tenggara.
Sebelum tiba di stadion Kongres Jatman, Syekh Fadhil sempat melakukan perjalanan dakwah dari Kempek Cirebon dan Pekalongan. Lalu meninggalkan Pekalongan, pindah ke Boyolali. Dalam perjalanannya Syekh Fadhil didampingi oleh dua orang muhibbin dari Zawiyya ar Raudhah yaitu Ustaz Ali Syahbana dan Gus Ahmad Rafi yang merupakan anak sulung KH Muhammad Danial Nafis.
Jadi bisa dikatakan, kunjungan Syaikh Fadil al Jailani di Indonesia tidak lepas dari rombongan utama Rais Idaroh Wustho Jatman DK Jakarta, ujarnya.
Tak heran jika kehadiran Syekh Fadil menggugah minat para tamu yang hadir. Karena kehadiran beliau membawa energi magnetis dan pemikiran spiritual yang penting, maka acara pembukaan Kongres XIII ditutup dengan doa dari Syekh Sayid Muhammad Fadhil al Jailani.
“Kami merasa doa Syaikh Sayyid Fadhil al Jailani membawa perasaan spiritual yang nyata di area Kongres Jatman XIII, kami merinding,” kata Mudhir Iradroh Wustho Syubiyyah Jakarta Pusat KH Ahmad Samman, Senin (23/12/ 2024).
Mudhir Wustho Jatman DK Jakarta KH Irawan Santoso Shiddiq mengatakan, jaringan ahlul thariqah khususnya Jatman Jakarta bersifat internasional dan memiliki jaringan hingga ke luar negeri. Hal ini harus ditambah demi kemaslahatan umat Islam Indonesia. “Tidak hanya dari Arab dan Maghreb saja, lanjutnya, tapi juga sampai ke Eropa,” ujarnya.
Tak heran jika kehadiran patung Syekh Fadhil al Jailani menjadi bahan rebutan untuk bersalaman dengan kaum nahdliyyin yang hadir di acara Kongres Jatman. Hal ini menambah sukses acara yang diselenggarakan PBNU.