JAKARTA – Menghadapi ketahanan emas dan pangan Indonesia, tiga startup lokal unjuk kemampuan. Selain meningkatkan pendapatan dan output, inovasi ini juga mengurangi waktu.
Chief product officer dan co-founder Biotech, Rosyida Ismi Barroroh, menjelaskan bahwa perusahaannya telah mampu menunjukkan bahwa bioteknologi memiliki peran penting dalam mendukung industri perikanan dan ketahanan pangan negara.
Inovasi ini membuat pemberian makan menjadi menarik bagi hewan peliharaan. Oleh karena itu, Biotech telah menciptakan pakan ikan lele berbasis bioteknologi yang menggabungkan atraktan organik dan probiotik yang dikembangkan secara khusus untuk meningkatkan kualitas pakan.
Rosyida dalam pertemuan Jumat (29 November 2024) mengatakan, “Pakan ini dapat mempercepat laju pertumbuhan ikan lele, meningkatkan daya tarik pakan (palatabilitas), dan kualitas pakan terhadap rasio konversi pakan (FCR) yang efektif.
Rosyida mengklaim hal ini dapat meningkatkan produksi secara signifikan dari 100 kg menjadi 300 kg per hari, meningkatkan pendapatan sebesar 37% hanya dalam waktu tiga bulan dengan cara yang ramah lingkungan.
“Namun, lebih dari sekedar mendukung ketahanan pangan dan efisiensi produksi pada industri makanan laut, Bioteknologi juga fokus pada inovasi mutakhir dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Secara terpisah, Manajer Penjualan dan Aplikasi Otomasi Rakyat, Ahmad Haris, menjelaskan inovasi juga mereka lakukan dengan merancang sistem otomasi yang terjangkau dan mudah diterapkan di seluruh industri skala kecil.
“Barang-barang yang sebelumnya tidak tersedia di Indonesia kini tersedia secara lokal. “Semua proses desain, perakitan, dan pembuatan dilakukan di Indonesia, kecuali chip yang masih harus kami impor,” jelasnya.
Salah satunya melalui pabrik kecap di Surabaya yang dapat mengotomatiskan proses produksinya. “Dengan sistem otomasi yang kami miliki, produksi kecap meningkat dari 150 kg setiap lima jam menjadi 200 kg setiap empat jam,” kata Ahmad.
Selain itu, kebutuhan tenaga kerja juga berkurang dari 3 orang menjadi hanya 1 orang. Folks Automation telah membuktikan bahwa otomasi industri tidak lagi hanya diperuntukkan bagi perusahaan besar.
Kisah inspiratif lainnya datang dari Yotta Aksara Energi yang mendapat ucapan terima kasih khusus atas program Startup4Industry 2024. Berawal dari sebuah laboratorium, Mohammad Hafidhuddin Karim, pendiri Yotta Aksara Energi, yang baru berusia 25 tahun, telah mengembangkan mikrokontroler yang diproduksi di sini. Indonesia. .
“Kami merancang dan merakit mikrokontroler ini di Indonesia, meskipun beberapa komponen seperti chip masih harus diimpor,” jelas Karim.
Yotta Aksara Energi berfokus pada otomasi laboratorium dan telah menghasilkan beragam produk mulai dari sistem laboratorium otomatis untuk produksi baterai hingga mikrokontroler untuk pengering sorgum yang bersaing dalam program S4I.
“Salah satu misi kami adalah menggantikan produk impor,” kata Karim.
Melalui inovasi mikrokontroler yang dirancang khusus untuk kebutuhan industri, Yotta Aksara Energi mampu menekan biaya produksi saat membangun mesin ini hingga 50% dibandingkan menggunakan produk impor.
“Banyak industri yang ragu beralih ke teknologi karena mahalnya biaya. “Kini dengan semakin terjangkaunya produk buatan Indonesia, UKM bisa meningkatkan efisiensi dan daya saingnya,” tutup Karim.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Diversifikasi Kementerian Perindustrian Reni Yanita mengapresiasi startup peraih Startup4Industry Award 2024. “Melalui inovasi dan karya yang diraih, saya sangat optimis dengan masa depan Indonesia. ” jelasnya.
Oleh karena itu, melalui banyak upaya awal serta kolaborasi antara sektor-sektor ekonomi yang kuat, kita dapat melihat respons yang berbeda terhadap tantangan ketahanan pangan, teknologi, keberlanjutan, dan peluang kerja yang komprehensif untuk Indonesia yang lebih baik.
Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Transportasi, Dini Hanggandari mengatakan, Startup4Industry 2024 mengusung tema “Inspiring Industry Transformation”, yaitu penghargaan yang diberikan kepada startup yang memiliki solusi teknologi yang membantu mencapai key performance indikator (KPI) yang ditargetkan dan sekaligus memberikan hasil terbaik bagi usaha kecil dan menengah dalam periode pelaksanaan proyek 3 bulan.
Prestasi startup di ekosistem Startup4Industry tidak hanya sukses secara lokal tetapi juga global. BIOPS Agrotekno, inovator teknologi pertanian terkemuka asal Indonesia, menerima penghargaan bergengsi tersebut pada ajang Techplanter Asia Finals yang diselenggarakan di Kampus Aerodyne, Malaysia pada 24 Agustus 2024.
Pencapaian ini menyoroti semakin besarnya pengaruh dan keunggulan Indonesia di bidang startup teknologi, khususnya di bidang teknologi pertanian di Asia Tenggara. Pada tahun 2024, acara ini mempertemukan para pemimpin, inovator, dan pakar industri dari Malaysia, Singapura, Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand.