JAKARTA – Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Jumat (15/11/2024) terkait dugaan korupsi perdagangan timah, ahli Jaksa Penuntut Negara (JPU) Bambang Heru menghadirkan saksi ahli. Prof. Bambang dalam keterangannya mengatakan, kerusakan lingkungan hidup dalam kasus ini sebesar Rp 150 triliun, berbeda dengan angka yang dilaporkan Badan Keuangan dan Pembangunan (DBKP) sebesar Rp 271 triliun.

Perbedaan data ini telah menimbulkan kontroversi yang memerlukan klarifikasi lebih lanjut. Prof. Bambang Heru telah meninjau protokol pengawasan (BAP) kawasan hutan yang dikelola PT Timah menyusul konflik dengan petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bangka Belitung. Versi ini mengkhawatirkan karena juga mempengaruhi penghitungan kerusakan lingkungan yang sebenarnya.

“Tinjauan BAP pasca konflik dengan LHC Bangka Belitung menunjukkan ada perubahan signifikan pada data luasan kawasan hutan yang terkena dampak,” kata kuasa hukum Thamron Andy Nowi Nababan dalam persidangan, katanya.

Prof. Kesenjangan angka yang disampaikan Bambang Heru dan BPKP menjadi salah satu persoalan utama dalam gugatan tersebut. Menurut Prof Bambang, Rp150 triliun sudah termasuk kerusakan lingkungan pada 2019-2020. Sementara itu, data BPKP mengandung beberapa komponen yang dinilai tidak akurat sama sekali.

“Kerugian lingkungan hidup pada 2019-2020 hanya 150 triliun. Kami menilai ada komponen dalam laporan BPKP yang perlu dikaji ulang karena mungkin mengandung informasi yang tidak benar,” kata kuasa hukum Andy dalam persidangan.

Perbedaan tingkat kerugian ini berdampak signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan. Pengadilan kini dihadapkan pada tantangan untuk memastikan bahwa informasi yang diberikan oleh kedua belah pihak adalah benar. Termasuk melihat perubahan BAP Prof Bambang Heru. Baca Juga: Vonis 3 Tahun Penjara untuk Koper Timah Rp 300 Triliun, Tony Tamsil Banding

Ketika perbedaan pendapat semakin besar, kasus ini mendapat perhatian publik. Proses persidangan diharapkan dapat memberikan kejelasan atas berbagai informasi yang disampaikan sehingga putusan mencerminkan keadilan. Persidangan akan dilanjutkan pada pekan depan dengan agenda mendengarkan keterangan ahli dari penasihat hukum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *