TEMPO.CO, Depok – Siswa berkebutuhan khusus di SMP Negeri 8 Depok berinisial R, 15 tahun, diduga menjadi korban perundungan di sekolahnya. Akibat perundungan tersebut, siswa IX. Klass terluka oleh kaca.
Ayah korban, Fahmi mengungkapkan, anaknya merupakan siswa inklusif atau berkebutuhan khusus di SMP Negeri 8 sehingga kapasitas psikologisnya perlu dijaga. “Tanggal 1 Oktober saat upacara, anak saya di-bully,” kata Fahmi usai melapor ke Polres Metro Depok, Kamis malam, 3 Oktober 2024.
Saat upacara, R mengalami perundungan fisik yakni pemukulan, tendangan dari belakang, pelemparan batu pada bagian mata dan wajah.
“Setelah itu anak saya mencoba melawan, tapi tidak bisa karena anak ini autisme ringan. Jadi dia melampiaskan amarahnya dengan memukul kaca (jendela kelas),” kata Fahmi.
Akibat hantaman kaca tersebut, tendon ibu jari kiri R putus sehingga dilarikan ke RS Bhayangkara Brimob Kelapa Dua Depok untuk menjalani operasi.
“Alhamdulillah sudah dipasang kembali. Tendon di ibu jari itu karena kena kaca ya, tapi secara fisik punggungnya sakit, ujarnya. Dalam keterangannya sebelumnya, terungkap bahwa dia ingat dipukul dari belakang dan dipukul. , “katanya. ditambahkan. ucap Fahmi.
Fahmi menyayangkan, saat kejadian 1 Oktober, tidak ada satu pun pihak sekolah yang konfirmasi ke pihak rumah sakit atau mendatanginya sebagai orang tua R. “Hanya kepala sekolah yang datang pada tanggal 2,” ujarnya.
Ia pun menyayangkan pernyataan kepala SMP Negeri 8 Depok yang tidak disukainya karena menganggap kejadian yang menimpa R hanya masalah biasa. Kepala sekolah juga tidak meminta maaf atas kejadian yang melibatkan siswa berkebutuhan khusus di sekolahnya.
“Dia (Kepala Sekolah) bilang, ‘Anak ini masih sadar kan.’ Itu membuat saya kecewa dengan Kepala Sekolah,” ujarnya.
Fahmi mengatakan, berdasarkan keterangan anaknya, ada sekitar 7 siswa dari kelas lain yang menjadi korban perundungan. Ia menduga, bukan kali ini saja putranya menjadi korban perundungan.
“Iya, makanya anak saya dari kemarin mengeluh kadang sakit-sakitan. Teman-teman sekelasnya justru melindungi anak saya,” kata Fahmi.
Ia pun menduga tanggal 1 Oktober adalah puncak kemarahan R sehingga ia tidak bisa lagi mengendalikan emosi dan memukul kaca. “Sudah lebih dari satu kali,” kata Fahmi.
Usai dibully, Fahmi mengaku anaknya belum mau bersekolah. Bagi anak-anak korban bullying di sekolah, mereka menunggu bantuan psikologis dari Dinas Sosial Pemerintah Kota Depok.
Gara-gara perundungan tersebut, Fahmi pun melapor ke Polres Metro Depok dan akan melakukan autopsi di RS Bhayangkara Brimob Kelapa Dua: “Saya berharap bisa mewakili pelajar lain, orang tua orang lain, agar dia lebih nyaman meninggalkan anaknya. .anak berkebutuhan khusus,” kata Fahmi. Pilihan Editor: Akibat kebakaran tengah malam, Mal Ciputra tutup sementara
Penyidik memeriksa 43 saksi dalam kasus perundungan mahasiswa PPDS Undip. Baca selengkapnya
Pengamanan di sekitar Mako Brimob diperketat karena kehadiran Presiden Jokowi. Baca selengkapnya
Polri menggelar upacara slogan Operasi Mantap Brata di Mako Brimob, Depok pagi ini
Anggota DPRD Kota Depok berinisial RK dilaporkan atas dugaan pencabulan anak
Siswa korban penganiayaan mengalami pendarahan otak yang parah. Operasi tersebut berlangsung sekitar delapan jam. Baca selengkapnya
Dugaan penyebaran video asusila dilaporkan pada 14 November 2024. Polisi menghentikan penyelidikan sambil menunggu tahapan pemilu. Baca selengkapnya
Anggota DPRD di Depok Qonita Lutfiyah menyoroti minimnya madrasah negeri di Depok
Depok memimpin PKS sebanyak 4 kali. Kemenangannya menjadi barometer pemilukada di Jawa Barat. Baca selengkapnya
Ahmad Syaikhu mengatakan, Depok kerap di-bully karena dipimpin kader Partai Keadilan Sejahtera selama 20 tahun. Baca selengkapnya
Hingga pukul 01.30 WIB, anggota pemadam kebakaran Depok masih berupaya memadamkan api di tempat penyimpanan sampah (TPS) liar tersebut. Baca selengkapnya