TEMPO.CO , Jakarta – Dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono Jakarta, Asnelia Deviceria, mengatakan perlunya deteksi dini penyakit demensia karena dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita dan keluarganya. Deteksi dini, khususnya demensia Alzheimer, sebaiknya dilakukan untuk memastikan diagnosis penyakit tersebut. Setelah itu, dokter akan melihat apakah gejala demensia dapat membaik dan menentukan pengobatan yang tepat.
Pentingnya deteksi dini, menjaga kualitas hidup penderita demensia, keluarga dan pengasuhnya, ujarnya dalam diskusi online, Senin, 30 September 2024.
Pada demensia Alzheimer yang tidak dapat disembuhkan, deteksi dini memperlambat perkembangan penyakit, yang semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Asnelia menambahkan, yang kurang penting dari deteksi dini demensia adalah edukasi kepada keluarga pasien karena penderita demensia tidak hanya membutuhkan perawatan medis tetapi juga dukungan keluarga.
“Terapi tidak dilakukan oleh dokter saja melainkan memerlukan dukungan optimal dari keluarga,” ujarnya.
Mendeteksi penyebab demensia sejak dini dapat membantu penderita demensia mempertahankan kemandiriannya dan mengatasi masalah sosial akibat perubahan perilaku. Demensia disebabkan oleh perubahan struktur otak yang dapat menyebabkan perubahan perilaku sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain karena faktor genetik, kondisi kognitif ini bisa disebabkan oleh diabetes, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan cedera kepala.
Demensia yang umum terjadi pada orang berusia 65 tahun ke atas juga dapat disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik setelah bekerja tidak produktif dan jarang bersosialisasi. Untuk mencegah demensia, Asnelia menyarankan para lansia untuk melakukan aktivitas terjadwal atau membuat rencana aktivitas harian atau mingguan. Kegiatan terjadwal dapat membantu lansia mempertahankan orientasi terhadap tempat, waktu, dan orang.
Para lansia juga disarankan untuk melakukan aktivitas seperti mengikuti kegiatan keagamaan, berolahraga, membaca buku, bertemu langsung dengan anggota keluarga, teman dan kerabat, atau melakukan panggilan telepon atau video call.
Pilihan Editor: Ketahui pemicu demensia utama yang dapat menyerang siapa saja
Pada tahun 2045, akan ada hampir 50 juta lansia yang membutuhkan perhatian generasi muda. Baca selengkapnya
PT KAI menawarkan potongan harga tiket kereta api kepada berbagai kalangan masyarakat sehingga lebih terjangkau 10-50 persen.
Ridwan Kamil mengunjungi tempat tes gratis di Jakarta Barat, menjanjikan program pengobatan keliling gratis untuk lansia. Baca selengkapnya
Seringkali ada anggapan bahwa pengapuran sendi atau osteoartritis hanya menyerang orang yang berusia di atas 50 tahun. Faktanya, anak kecil bisa lebih banyak membaca
Jet lag dapat mengganggu fungsi kognitif, siklus metabolisme, dan mengganggu pola tidur, sehingga berbahaya bagi pelancong berusia lanjut. Baca selengkapnya
Meski kanker merupakan penyakit serius, deteksi dini dapat meningkatkan peluang kesembuhan. Baca selengkapnya
Pijat adalah penerapan tekanan, lembut atau tegas, pada tubuh untuk menghilangkan rasa sakit atau stres
Pemeriksaan kesehatan dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah penyakit kronis, khususnya penyakit tidak menular. Baca selengkapnya
Pengasuh penderita demensia harus berbagi tugas dengan anggota keluarga lainnya dan hal ini penting karena pengasuh juga memerlukan istirahat. Baca selengkapnya
Baca selengkapnya