BANDUNG – Beam Mobility, perusahaan mikromobilitas terbesar di Asia Pasifik, melakukan survei pengguna layanan bike sharing di kampus Universitas Padjadjaran (Unpad). Hasilnya, 90% pengguna layanan Beam Mobility setuju bahwa Beam dapat mengurangi penggunaan mobil pribadi.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa 60% pengguna jasa menggunakan Beam sebagai alat transportasi untuk perjalanan antar universitas atau mikromobilitas dalam kawasan kampus.

Direktur Beam Mobility Indonesia, Ricky Sjofyan mengatakan, hasil penelitian ini menunjukkan pengakuan atas kontribusi Beam Mobility. “Dengan adanya peran para dosen perguruan tinggi dalam turut serta menjaga kebersihan udara dengan menggunakan jasa transportasi yang tidak ramah lingkungan di wilayah Bandung dan sekitarnya,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (20/11/2024).

Sejalan dengan tujuan Beam Mobility sebagai penyedia layanan mikromobilitas, dapat dibantu untuk menjangkau para akademisi melalui kolaborasi di ruang pendidikan seperti Unpad. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran menjaga lingkungan sudah mulai memasuki hati generasi muda Indonesia, khususnya di wilayah Bandung dan sekitarnya.

“Kebutuhan dan kesadaran serta pasar yang baik untuk layanan armada ramah lingkungan sudah ada, dan Beam Mobility siap untuk mewujudkannya. Kami berkomitmen untuk menyediakan solusi transportasi yang tidak hanya sekedar “Dengan dukungan dari kalangan pendidikan, kami adalah yakin bahwa kita dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kualitas udara,” tambahnya.

Presiden Unpad Profesor Arief Sjamsulaksan Kartasasmita mengatakan, kegiatan Beam merupakan bagian dari upaya penanaman nilai-nilai pelestarian lingkungan hidup pada civitas akademika. Setelah terbiasa hidup sehat.

Hal tersebut mendukung hadirnya Gerakan Balok sebagai bagian dari pengembangan kawasan hijau di lingkungan kampus. “Menjadi Beam Mobility merupakan wujud kolaborasi Universitas Padjadjaran dengan industri internasional dalam mendukung Unpad sebagai kampus hijau. Ini saatnya, secara perlahan, Unpad akan beralih ke apa yang disebut transportasi hijau,” ujarnya.

Dyandra, mahasiswa Universitas Padjadjaran, mengatakan Beam sangat membantu mobilitas mahasiswa. Terutama untuk jarak pendek dengan waktu yang fleksibel. “Misalnya pergi ke gedung pastoran dari gedung universitas pada siang hari, yang sebagian besar tempatnya tidak berfungsi. “Selain itu, biaya layanannya terjangkau,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *