TEMPO.CO, Bandung – Telkom University bermitra dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membuka pendaftaran program magister gratis hingga wisuda. Surat tersebut ditujukan untuk program magister keamanan siber dan forensik digital. Masa pendaftaran dibuka mulai 7 Oktober 2024 dan ditutup pada 31 Oktober.
Keamanan siber adalah praktik yang berfokus pada perlindungan sistem komputer, jaringan, dan data dari serangan siber. Profesional keamanan siber menggunakan berbagai teknik dan teknologi untuk mendeteksi dan merespons serangan seperti peretasan, malware, phishing, dan penolakan layanan.
Sedangkan forensik digital merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pengumpulan, pelestarian, dan analisis barang bukti digital. Ketika insiden keamanan siber terjadi, forensik digital berperan dalam menentukan identitas pelaku, modus tindakan, dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Mereka mengumpulkan bukti dari berbagai sumber, seperti komputer, perangkat seluler, server, dan penyimpanan cloud.
Keamanan siber dan forensik digital bekerja untuk saling melengkapi. Keamanan siber berkaitan dengan pencegahan, sedangkan forensik digital memecahkan masalah serangan. Keahlian di kedua bidang tersebut sangat dibutuhkan pasca bocornya informasi publik dari perusahaan dan banyak lembaga pemerintah di tanah air.
Di situs Telkom University, pemegang studi dua program studi magister akan mendapatkan biaya pendidikan, biaya pendidikan (SPP), serta biaya hibah buku dan informasi. Lalu ada bantuan tambahan seperti biaya operasional bulanan seperti transfer dan biaya hidup, bantuan penerbitan jurnal ilmiah dan konferensi. “Pengajaran ini bukan kali pertama dilakukan,” kata Kepala Humas dan Analisis Telkom University Daris Rohmansiah Maulana, Sabtu, 19 Oktober 2024.
Program Beasiswa Pascasarjana Ilmu Komputer yang dikelola oleh Cominfo terbuka untuk pegawai negeri sipil, militer, polisi dan publik yang berpengalaman di bidang teknologi informasi dan komunikasi untuk start-up lokal. Syarat langkah pertama adalah Anda harus merupakan warga negara Indonesia, minimal berusia 42 tahun, untuk membuat akun melalui situs-adm.telkomuniversiti.ac.id/admission.
Calon penerima beasiswa juga harus lulusan S1 atau D4 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,80. Pendidikannya di bidang ilmu komputer, sains, komputasi, sistem komputer, sistem informasi, teknik telekomunikasi, teknik elektro, hukum atau mata pelajaran ilmiah terkait lainnya. Kandidat juga mempunyai pengalaman kerja minimal 2 tahun yang dibuktikan dengan salah satu dokumen terlampir seperti Peraturan, Kontrak Kerja, Kontrak Kerja Waktu Tetap, Kontrak Kerja Tetap, Surat Keterangan, dll.
Pengajaran tidak dimaksudkan untuk peran mengajar di lembaga sektor pendidikan tinggi. Pelamar juga belum memiliki gelar master dan tidak sedang menerima gelar master di institusi lain. Syarat lainnya adalah formulir permohonan yang diajukan harus digunakan dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia.
Setelah lolos tahap pertama, pelamar diharuskan memenuhi persyaratan lain, seperti ijazah dan transkrip nilai, hasil kelulusan fakultas atau akademik yang disetujui oleh Universitas Bappenas atau Padjadjaran, surat rekomendasi dari minimal dua pihak dari kalangan masyarakat atau akademisi, rencana penelitian; dan bereksperimen untuk berbicara.
Proses seleksi akan dilakukan secara bertahap mulai dari seleksi administrasi di Telkom University 11-16. November lalu dilanjutkan dengan pemilihan Menteri Komunikasi dan Informatika pada 18-29. November Pengumuman final paten akan dilakukan pada 30 November 2024.
Pilihan Redaksi: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini Jabodetabek Kembali Tak Hujan, Bagaimana dengan Suhu Maksimal?
Melalui program serba cepat tersebut, Henra mampu lulus program Magister Bioteknologi UGM dalam waktu satu tahun. Baca selengkapnya
Sebanyak 22 kampus swasta di Bandung masuk dalam daftar universitas terbaik versi EduRank 2024. Apa saja? Baca selengkapnya
Presiden Prabovo Subjanto mengatakan aktivitas perjudian online menyebabkan negara kehilangan dana sebesar Rp seratus triliun. Janji itu akan diambil. Baca selengkapnya
Berikut penjelasan beban studi SKS dan masa studi mahasiswa program sarjana, magister, dan doktoral di perguruan tinggi Indonesia. Baca selengkapnya
Langkah perubahan nomenklatur Cominfo menjadi Komdiga disebut-sebut merupakan bagian dari visi besar pemerintahan Prabovo-Djibran.
Pakar sekaligus praktisi keamanan siber ini berbicara mengenai program kerjasama Cominfo dan Telkom University untuk memberikan gelar master penuh di bidang keamanan siber. Baca selengkapnya
Cominfo memblokir aplikasi Temu karena dianggap berbahaya bagi UMKM di Indonesia. Berikut beberapa alasan mengapa aplikasi ini diblokir. Baca selengkapnya
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie mendorong perusahaan penyedia dompet digital (e-wallet) karena dianggap memfasilitasi perjudian online. Baca selengkapnya
Cominfo sedang menyiapkan aturan baru terkait registrasi kartu modul identitas pelanggan (SIM) menggunakan teknologi biometrik. Dirancang untuk tahun 2025. Baca selengkapnya
Guru Besar Ilmu Komunikasi UII, Profesor Masduki, meminta adanya amandemen kedua UU di ITE. Baca selengkapnya