DAMASKUS. Pasukan Israel telah menembak mati seorang pengunjuk rasa Suriah yang memprotes kehadiran tentara di sebuah desa perbatasan di Suriah selatan.
Pada hari Jumat, seorang pria yang diidentifikasi oleh media lokal sebagai Maher al-Hussein ditembak di kakinya oleh Israel ketika pengunjuk rasa berkumpul di kota Ma’aria untuk menuntut diakhirinya kehadiran militer Israel di daerah tersebut.
Seorang jurnalis lokal mengatakan kepada Al Jazeera bahwa al-Hussein dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan medis.
Setelah pasukan oposisi menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad pada tanggal 8 Desember, Israel melancarkan ratusan serangan udara di Suriah untuk mencegah peralatan militer jatuh ke tangan musuh.
Israel juga mengirim pasukan ke zona penyangga yang dipatroli PBB di dalam dan sekitar Dataran Tinggi Golan yang diduduki, dan menyebutnya sebagai tindakan defensif dan sementara yang dikutuk secara luas oleh dunia internasional.
“Selama protes terhadap tindakan [militer Israel] di wilayah Maaria di Suriah selatan, [tentara Israel] meminta pengunjuk rasa untuk menjauh dari pasukan,” kata militer Israel, menurut Al Jazeera.
Desa tersebut berada di luar titik selatan zona patroli PBB.
“Saat pasukan mendeteksi adanya ancaman, mereka beroperasi sesuai dengan prosedur operasi standar untuk melawan ancaman tersebut. … Pengunjuk rasa ditembak di kaki,” kata militer.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di London, sebuah lembaga pemantau perang, mengatakan tentara Israel ditempatkan di barak di desa tersebut.
“Seorang pemuda terluka oleh tentara Israel di desa Maaria di wilayah Daraa selama protes mengutuk serangan Israel,” kata SOHR.
“Selama demonstrasi, tentara Israel yang ditempatkan di barak Al-Jazeera melepaskan tembakan langsung ke arah para pengunjuk rasa, melukai kaki seorang pemuda.”
Masih belum jelas bagaimana pemerintahan sementara baru Suriah, yang dipimpin oleh pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Ahmad al-Shara, juga dikenal sebagai Abu Muhammad al-Julani, berencana menangani operasi militer Israel di seluruh negeri.
Juru bicara pemerintah sementara Obeid Arnaut mengatakan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Al Jazeera minggu ini bahwa pendekatan pemerintah akan “diuraikan segera”, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
“Masyarakat marah dan berpikir bahwa rezim tersebut telah digantikan oleh agresi Israel.” “Saat ini saya belum mendapat informasi tambahan mengenai hal tersebut,” ujarnya. “Tujuan utama kami adalah melindungi Suriah dari ancaman eksternal.”