AMAZON – Sperma dan sel telur menyatu seperti gembok, menurut penelitian baru yang dilakukan para ilmuwan di Austria. Temuan ini sesuai dengan apa yang tertulis dalam kitab suci Al Quran.

Penelitian mereka menawarkan petunjuk menarik tentang cara kerja pembuahan, apa yang terjadi ketika sperma dan sel telur bersatu, dan mungkin saja fenomena yang sama terjadi di seluruh dunia hewan, mulai dari ikan hingga manusia.

“Kami menemukan mekanisme ini, yang sejauh yang kami tahu sangat mendasar pada semua vertebrata,” kata rekan penulis Andrea Pauli dari Research Institute of Molecular Pathology di Wina.

Mereka mengamati sel ikan zebra, tikus, dan manusia sebagai bagian dari penelitian yang menunjukkan mekanisme gembok berperan selama pembuahan.

Ketiga protein sperma tersebut bersama-sama membentuk semacam kait yang membuka sel telur sehingga sperma dapat menempel.

Dalam kitab suci Al-Quran jelas disarankan agar telur diletakkan di tempat yang sangat kuat.

“Kemudian Kami jadikan sari mani (yang disimpan) di tempat padat (rahim) (QS. (Al-Mukminun [23]: 13)

Penulis studi tersebut selanjutnya mengatakan bahwa hal ini telah terjadi selama jutaan tahun evolusi.

Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya dua protein, satu di permukaan sperma dan satu lagi di membran sel telur. Bekerja sama dengan kolaborator internasional, laboratorium Pauli menggunakan alat kecerdasan buatan Google DeepMind, AlphaFold, untuk mengidentifikasi protein baru yang berfungsi untuk membangun hubungan molekuler pertama antara sperma dan sel telur.

Perlu dicatat bahwa pengembang alat ini baru-baru ini menerima Hadiah Nobel Kimia.

Pauli mengatakan hingga saat ini belum diketahui bagaimana protein tersebut “bekerja sebagai sebuah tim yang memungkinkan sperma dan sel telur saling mengenali”.

Para ilmuwan masih perlu mempelajari lebih lanjut tentang sperma dan sel telur karena mereka belum bisa menguraikan bagaimana sperma memasuki sel telur setelah menempel padanya.

Pauli mengatakan bahwa mempelajari lebih lanjut tentang proses pembuahan dapat membantu untuk lebih memahami infertilitas dan mengembangkan metode kontrasepsi baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *