PARIS – Airbus dan Toshiba bekerja sama menciptakan superkonduktivitas untuk pesawat bertenaga hidrogen masa depan. Dalam upaya dekarbonisasi industri penerbangan, pesawat bertenaga hidrogen merupakan solusi menjanjikan untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050.

Teknologi superkonduktor menawarkan keunggulan unik pada pesawat, menggunakan hidrogen cair sebagai bahan bakar pada suhu -253°C, namun juga mendinginkan sistem bertenaga listrik secara efisien. Teknologi kriogenik memungkinkan transmisi daya tanpa gangguan pada sistem kelistrikan pesawat, sehingga meningkatkan efisiensi dan kinerja energi secara signifikan.

“Kemitraan dengan Toshiba memberikan peluang unik untuk mengatasi keterbatasan superkonduktor parsial konvensional dan motor listrik saat ini. Melalui kolaborasi ini, kami bertujuan untuk menghadirkan teknologi inovatif yang membuka kemungkinan desain baru, terutama untuk pesawat bertenaga hidrogen masa depan Airbus,” kata Wakil Presiden Senior R&T Disruptif Airbus dan Kepala Grzegorz Ombach.

Keahlian Toshiba dalam teknologi superkonduktor untuk aliran arus tinggi, teknologi penggerak motor untuk kontrol daya yang presisi, dan teknologi motor putar canggih untuk pengoperasian yang stabil dan berkecepatan tinggi membentuk landasan yang kokoh untuk kemitraan ini.

“Kami berdua menyadari potensi luar biasa dari teknologi superkonduktor untuk membentuk masa depan penerbangan dan mendorong dekarbonisasi industri penerbangan. Kami yakin kolaborasi kami dengan Airbus akan memainkan peran penting dalam memajukan teknologi generasi berikutnya di sektor kedirgantaraan.” , kata Tsutomu Takeuchi, Corporate Officer Toshiba, Kepala Bisnis Sistem Tenaga dan Direktur Toshiba Energy Systems & Solutions Corporation.

Para mitra bersama-sama bertujuan untuk mengembangkan motor superkonduktor dua megawatt.

Selama 10 tahun terakhir, Airbus telah berupaya mengurangi risiko teknologi superkonduktor. Baru-baru ini, Airbus Upnext meluncurkan cryoprop untuk menguji sistem propulsi listrik superkonduktor kelas dua megawatt.

Toshiba telah meneliti dan mengembangkan aplikasi teknologi superkonduktor selama hampir setengah abad, dan pada bulan Juni 2022 meluncurkan prototipe motor superkonduktivitas kelas dua megawatt untuk aplikasi mobilitas.

Airbus Tech Hub Jepang diumumkan pada Mei 2024. Inisiatif ini dirancang untuk mengembangkan kemitraan di dalam negeri untuk memajukan penelitian, teknologi dan inovasi di sektor kedirgantaraan dan mendorong batas-batas untuk mempersiapkan pesawat generasi berikutnya. Kemitraan antara Toshiba dan Airbus merupakan pencapaian pertama dari ambisi ini di Jepang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *