JAKARTA – Apple Vision Pro yang diusung sebagai terobosan komputasi spasial kurang mendapat sambutan baik di pasar.
Imbasnya, Apple menghentikan produksi Vision Pro beberapa bulan lalu karena tak laku. Faktanya, kemungkinan besar mereka akan berhenti membuat versi headset realitas campuran ini pada akhir tahun.
Laporan The Information menyebutkan, pengurangan tersebut berdasarkan informasi dari pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan komponen Vision Pro.
Terlalu mahal dan banyak pesaing Antusiasme awal terhadap Vision Pro terus menurun sejak diluncurkan pada Februari 2024. Hal ini disebabkan oleh harga perangkat yang sangat tinggi serta persaingan dari alternatif yang lebih murah seperti Quest platform Meta.
Di Amerika, harga Vision Pro mulai sekitar 3500 USD (sekitar Rp 55 juta), sedangkan Meta Quest 3 hanya berharga sekitar 500 USD (sekitar Rp 7,8 juta).
Menurut laporan The Information, karyawan di tiga pemasok komponen Vision Pro telah memproduksi komponen yang cukup untuk membuat 500.000 hingga 600.000 headset.
Salah satu karyawan mengatakan pabrik mereka berhenti memproduksi komponen Vision Pro pada bulan Mei.
Dalam beberapa minggu terakhir, Apple juga dilaporkan memberi tahu Luxshare, perusahaan China yang merakit Vision Pro, bahwa mereka mungkin harus menghentikan produksinya pada bulan November.
Seorang karyawan Luxshare mengatakan mereka saat ini hanya memproduksi 1.000 unit Vision Pro per hari, setengah dari volume yang diproduksi pada puncaknya.
Penurunan permintaan dan penghentian produksi Sejak awal, Vision Pro telah menghadapi tantangan rendahnya permintaan karena kekurangan bahan dan harga yang tinggi.
Laporan tersebut mengatakan beberapa pabrik telah menghentikan produksi komponen Vision Pro hingga Mei 2024 mengingat perkiraan penjualan Apple yang lemah. Gudang masih dipenuhi ribuan komponen yang belum terkirim.
Apple dilaporkan telah menunda pengerjaan Vision Pro generasi kedua setidaknya selama satu tahun.
Fokusnya kini beralih pada pengembangan headset yang lebih murah dengan fungsi yang lebih sedikit.
Menariknya, Apple telah mengatakan kepada pemasok bahwa mereka harus bersiap untuk memproduksi empat juta unit headset versi berbiaya rendah ini selama “masa pakai” produk tersebut. Ini adalah setengah dari target produksi Vision Pro sebelumnya, yang menunjukkan ekspektasi penjualan yang lebih rendah untuk headset yang lebih murah.
Meskipun produksi Vision Pro generasi kedua telah ditangguhkan, terdapat indikasi bahwa Apple mungkin merilis “pembaruan tambahan” dengan perubahan terbatas pada desain fisik produk ini, seperti peningkatan chip.
Hal ini memungkinkan Apple untuk menggunakan komponen berlebihan yang sudah tersedia di rantai pasokan mereka.
Dengan lemahnya permintaan dan harga yang terlalu tinggi, Apple kini berada di persimpangan jalan. Masa depan Vision Pro masih belum jelas, dan upaya untuk mengembangkan versi yang lebih terjangkau dapat menentukan nasib lini produk di masa depan.