JAKARTA – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Aria Sugiarto menanggapi dugaan campur tangan Parkok alias Partai Cokelat pada Pilkada 2024. Pihaknya juga gagal melihat pola tuduhan tersebut secara terstruktur dan sistematis. Taman ini dikaitkan dengan polisi.
“Kami tidak melihat pola yang terstruktur dan sistematis. Setiap pengaduan harus disesuaikan kasus per kasus, bidangnya seperti apa,” kata Bima Aram di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/1). , 2024).
Bima Arya juga mengatakan, belum ada laporan mengenai pola kebisingan di Pilka. “Semuanya seperti itu, karena keluhan datang dari semua pihak. Jadi misalnya tidak ada contoh dari partai ini, kelompok ini. TIDAK. Oleh karena itu, kami belum menemukan pola khas klaim serupa.
Ia juga mengatakan, Pilka memiliki banyak jenis pengaduan, termasuk pengaduan terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN). “Iya, banyak sekali keluhannya ya? Pemimpin petahana atau incumbent menuntut lawannya. Ada yang mengeluhkan ASN. Ada ASN yang mengeluh karena tidak memimpin politisi atau partai.”
“Jadi menurut saya belum ada polanya. “Tidak ada pola yang jelas dan semua dugaan harus didukung data dan proses hukum,” ujarnya.
Bima Ara mencatat, pengaduan yang diterima akan dipertimbangkan tersendiri. Ia juga mencatat, tidak ada keluhan khusus mengenai netralitas Parkok, ASN, atau Bavaslu yang dinilai tidak berdasar. “Sejauh ini saya belum melihat adanya keluhan khusus mengenai hal tersebut,” tutupnya.