TEMPO.CO, Yogyakarta – Sebagai kota seni dan budaya, Yogyakarta dipenuhi dengan banyak galeri seni dan panggung budaya. Namun, hampir tidak ada ruang seni yang khusus diperuntukkan bagi penyandang disabilitas di Yogyakarta.

Baru pada akhir September lalu, komunitas disabilitas di Yogyakarta untuk pertama kalinya meluncurkan ruang seni khusus bernama Equaliter Artspace di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Galeri yang terletak di kawasan Jalan Lingkar Barat, Tamanirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta ini akan dibuka dan beroperasi pada Senin, 30 September 2024. “Ruang seni baru ini merupakan wadah sahabat penyandang disabilitas, namun juga terbuka untuk seniman yang bukan penyandang disabilitas,” kata Direktur Equalitera Artspace Nano Warsono, Senin.

Ruang seni ini, kata Nano, diciptakan sebagai wujud kesetaraan antara penyandang disabilitas dan non-disabilitas dalam berkreasi dan memproduksi karya seni. Selain itu, dari sekian banyak ruang seni di Yogya, tidak ada satupun yang fokus pada seni bagi penyandang disabilitas. Meski beberapa galeri terbuka untuk memamerkan karya para penyandang disabilitas, namun terkadang masih ada rasa perselisihan satu sama lain.

“Sampai saat ini para seniman difabel belum benar-benar mempunyai tempat jika ingin memamerkan karyanya. Dengan adanya ruang tersebut, para seniman difabel kini memiliki rumah,” ujarnya.

Lanjut Nano, Equaletera berasal dari kata kesetaraan dan literasi. Artinya segala sesuatu mempunyai sejarah kesetaraan, termasuk seni rupa. “Seni untuk penyandang disabilitas sudah menjadi hal baru dalam bidang seni rupa di Indonesia, meski sudah 40-50 tahun yang lalu di Inggris,” ujarnya.

Komunitas disabilitas di Yogyakarta meresmikan ruang seni khusus Equalitera Artspace di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, pada Senin, 30 September 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono

Untuk menandai dibukanya rumah seni bagi penyandang disabilitas ini, akan diadakan pameran perdana bertajuk Akar Kesetaraan Perasaan untuk umum hingga tanggal 14 Oktober 2024. Pengunjung dapat melihat puluhan karya bagi penyandang disabilitas mulai pukul 10.00-20: 00 WIB di galeri seni yang gratis.

Presiden Komunitas Seni Disabilitas Yogyakarta Sukri Budi Dharma mengatakan, total ada 80 karya seni karya 35 seniman difabel dari empat komunitas yang dipamerkan dalam pameran tersebut.

Dalam pameran tersebut, grup musik Gandana yang berasal dari kata Ganda Guna akan tampil. Musik dimainkan dengan bantuan penyandang disabilitas, sehingga grup musik ini mengubah berbagai penyandang disabilitas menjadi alat musik, yaitu kursi roda menjadi drum, kendi menjadi bass, gitar, dan biola. Tenaga ahli Menteri Kominfo Rudi Gunawan yang hadir membuka pameran di Equalitera Artspace mengatakan, ruang seni bagi penyandang disabilitas ini bisa menjadi penyemangat karya para penyandang disabilitas. “Seniman difabel dan non-disabilitas bisa merasakan semangat kesetaraan ketika mereka berkarya,” ujarnya.

Pilihan Editor: Yogyakarta adalah kota termurah kedua di Asia menurut agoda

Dokter spesialis andrologi Aucky Hinting menggelar pameran seni dengan menggunakan bahan-bahan yang terbuat dari alat kesehatan bekas yang telah disterilkan. Baca selengkapnya

Yogyakarta diketahui mempunyai basis massa kalangan Muhammadiyah yang besar. Bagaimana peluang Hasto Wardoyo di Pilkada Yogyakarta. Baca selengkapnya

Masyarakat Koja bersimpati padanya, Pramono Anung berjanji akan membangun SLB di Jakarta Utara. Baca selengkapnya

Gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter berpotensi terjadi di sejumlah wilayah perairan, termasuk Samudera Hindia di selatan Yogyakarta. Baca selengkapnya

Hingga September 2024, sebanyak 5,95 juta orang akan berwisata ke berbagai destinasi di Sleman, Yogyakarta. Baca selengkapnya

PPI Pantai Gesing telah selesai dibangun dan diproyeksikan menjadi Tourism Fishing Port atau pelabuhan perikanan berbasis wisata. Baca selengkapnya

Bagaimana proses kelulusan Jogja Film Academy dan permasalahan kesehatan mental yang dibahas dalam tugas akhir berbagai wisudawan? Baca selengkapnya

Prosesi wisuda Akademi Film Yogyakarta digelar di Bioskop Empire XXI Kota Yogyakarta. Baca selengkapnya

Kampanye terbuka di kota Yogyakarta akan dilaksanakan pada tanggal 3 November, 7 November dan 23 November 2024 Baca selengkapnya

Salah satu upaya untuk mencapai tujuan pengunjung tersebut adalah dengan mengoptimalkan 25 desa wisata di kota Yogyakarta. Baca selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *